Pesan Syaikhona Kholil Bangkalan kepada Kiai Munawwir.
Syaikhona Kholil Bangkalan adalah gurunya para ulama Jawa, Madura, bahkan Nusantara. Syaikhona Kholil dikenal sebagai kiai penuh karomah, tidak ada yang meragukan itu. Santri-santri Syaikhona Kholil menjadi para ulama’ besar yang membawa perubahan bagi Indonesia di awal abad ke-20. Ada Kiai Hasyim Asy’ari yang menjadi penggerak santri dan kiai dalam melawan penjajah. Ada Kiai Maksum Lasem yang sangat setia berjuang di NU. Ada juga seperti Kiai Munawwir yang menjadi ulama’ besar ahli Al-Qur’an di Nusantara.
Sewaktu nyantri di Bangkalan, Kiai Munawwir masih kecil. Usianya sekitar 10 tahun. Syaikhona Kholil juga sudah menandai karomah Kiai Munawwir saat itu. Itulah Syaikhona Kholil, mempunyai ciri khas dan karakter khusus dalam mengajar santri-santrinya.
Baca Juga: Syaikhona Kholil Bangkalan Tandai Karomah Kiai Munawwir Krapyak
Selain mengaji sebagaimana santri lainnya, Kiai Munawwir mendapatkan pesan-pesan khusus dari Syaikhona Kholil. Pesan-pesan itu menjadi pegangan kuat Kiai Munawwir dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Apa pesan itu? Simak berikut ini.
“Apabila hidayah tiba, permusuhan pun musnah. Jadilah engkau bagaikan air, dibutuhkan oleh siapa dan apa saja. Jika tidak begitu, maka jadilah seperti batu, tidak ada bahaya maupun manfaat. Janganlah engkau laksana kalajengking, siapa melihat maka ia pun takut.”
Pesan ini menjadi laku hidup Kiai Munawwir. Dalam kesehariannya, Kiai Munawwir tak mau punya musuh, bahkan selalu mendoakan siapa saja agar selalu mendapat hidayah dari Allah SWT. Kiai Munawwir juga menjadi kiai yang laksana air, terbukti dalam jejak hidupnya selalu dibutuhkan umat. Banyaknya santri yang ngaji di Krapyak menjadi bukti nyata itu semua.
Baca Juga: Berkah Air Cuci Tangan Kiai Munawwir Krapyak
Sesudah wafat, masih banyak sekali umat yang membutuhkan Kiai Munawwir. Kok bisa? Lihat saja mereka yang ziaroh ke makam Dongkelan, tidak pernah putus sampai sekarang. Cahaya Kiai Munawwir terus menerangi umat tanpa henti.
Selain itu, Syaikhona Kholil Bangkalan juga berpesan kepada Kiai Munawwir. Simak berikut ini:
“Teman-teman sekalian, jikalau engkau menghadiahkan berkah surat al-Fatihah jangan hanya kepada muslimin yang sudah meninggal saja, tetapi juga yang masih hidup, syukurlah jika kepadaku juga. Sebab Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: ‘udda nafsaka min ahlil qubuur (anggaplah dirimu termasuk ahli Qubur).”
Ini pesan yang sangat melekat dalam pribadi Kiai Munawwir. Sampai sekarang para santri Krapyak terus melanjutkan pesan ini. Melanjutkan pesan dari Syaikhona Kholil ini, Kiai Munawwir juga berpesan kepada santri-santrinya.
“Seyogyanya engkau hadiahkan berkah surat al-Fatihah kepada segenap kaum muslimin yang masih hidup, lebih-lebih di waktu tertimpa marabahaya atau berperangai buruk, barangkali dapat menjadi obatnya. Sebagaimana guru saya Syaikhona Kholil pernah mengajarkan.”
Inilah yang diajarkan para guru mulia ini. Syaikhona Kholil dan Kiai Munawwir tak pernah habis untuk dikaji dan diteladani. (Rohim/Bangkitmedia.com)
______________
Semoga artikel Pesan Syaikhona Kholil Bangkalan kepada Kiai Munawwir ini meberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiinn..
simak video terkait di sini