Kisah Keta’diman Murid Terhadap Gurunya Ketika Ditemui Nabi khidir

Kisah Keta'diman Murid Terhadap Gurunya Ketika Ditemui Nabi khidir

Kisah Keta’diman Murid Terhadap Gurunya Ketika Ditemui Nabi khidir

Di Hadramaut ada seorang ulama besar, seorang wali yang sangat termasyhur karena karomah-karomahnya. Dia lah Habib Umar Bin Abdurrahman Al Aththas . Lahir pada 992 H / 1572 M di Desa Lisk, dekat Kota Inat, Hadramaut. Dia juga yang mula-mula mendapat gelar Al aththas (orang yang bersin).

Disebut demikian karena konon, ketika masih berada dalam kandungan ibundanya, Syarifah Muznah binti Muhammad Al Jufri, ia sering bersin. Janin yang masih dalam kandungan bisa bersin, tentu hal ini merupakan hal yang luar biasa.

Pernah suatu ketika Habib Umar Bin Abdurrahman Al Aththas (Penyusun Ratib Al’Athos) sedang duduk bersama para santrinya, dan ada satu santri yang bernama Syekh Ali Baros sedang duduk disamping beliau sambil memijit kaki beliau. Beliau terdiam sesaat dan berkata kepada santrinya:

“Kita kedatangan tamu istimewa, yaitu Nabi Khidir, dan sekarang beliau sudah berada di gerbang depan.”

Berhamburanlah semua santrinya ke depan gerbang untuk menyambut kehadiran Nabi Khidir kecuali Syekh Ali Baros.

Habib Umar pun bertanya kepada Syekh Ali: “Yaa Ali, kenapa kau tidak ikut menyambut Nabi Khidir bersama santri yang lain?”

Lalu dijawab oleh Syekh Ali: “Wahai guruku, Nabi Khidir datang ke sini sengaja menemuimu, lalu untuk apa aku lepaskan tanganku dari kakimu karena kedudukanmu di mataku yaitu sebagai guruku, aku sebagai murid memandang jauh lebih mulia anda dibandingkan Nabi Khidir.”

Mendengar jawaban dari muridnya seperti itu, lalu berucaplah Habib Umar Bin Abdurrahman Al Aththas: “Tidak akan kuterima hadiah fatihah dari siapapun kepadaku kecuali disertai dengan nama Syekh Ali Baros, ini bukti keridhoanku kepadanya.”

Dengan keridhoan sang guru, Syekh Ali Baros yang berguru puluhan tahun kepada Habib Umar dengan berkhidmat mengabdi bisa menjadi ulama besar yang dan ilmunya yang bermanfaat. Kemuliaan guru seperti orang tua kita. Rahasia dunia ada di kedua orangtua dan rahasia akhirat ada di guru.

“LAWLAL MUROBBI MA AROFTU ROBBI”

(Jika bukan karena pendidik/guru, maka aku tidak akan mengenal tuhanku)

Demikian Kisah Keta’diman Murid Terhadap Gurunya Ketika Ditemui Nabi khidir, semoga bermanfaat.

Penulis: Al Habib Quraiys Baharun

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *