Kedisiplinan Kiai Zainal Abidin Munawwir

khutbah kiai zainal abidin munawwir krapyak

Oleh: KH Munawir AF, Mustasyar PWNU DIY

Sebagaimana orang-orang besar, semua umumnya punya sifat disiplin. Disiplin dalam berbagai pekerjaan. Teristimewa dalam menjaga waktu shalat. Oh, Kiai Zainal sangat disiplin. Kedua, waktu mengajar/mengaji. Ada murid atau tidak, Kiai Zainal tetap masuk. Demikian juga waktu shalat, ada makmum atau tidak, jamaah tetap berjalan. Hanya kalau waktu Adzan tiba, Kiai Zainal terpaksa harus panggil santri untuk melakukan hal itu. Barangkali ia sadar bahwa suaranya tidak mendukung.

Bacaan Lainnya

Kiai Zainal tidak suka berlama-lama dalam shalat. Biasa-biasa saja kalau shalat, atau malah termasuk sedikit cepat. Yang saya suka bila shalat Isya’ seringkali pada rekaat pertama sesudah Fatihah, baca Qul Huwallohu Ahad. Rekaat kedua, Qul A’udzu bi Rabbil Falaq. Sering juga Maghrib dan Subuh, tentu ada Qul Huwallohu Ahad-nya.

Kelihatannya secara tidak langsung, Kiai Zainal suka dengan surat yang pendek tetapi punya arti yang “mentes” itu. Persis sama sahabat Nabi ada yang suka seperti itu. Barangkali andaikan shalat Zhuhur dan Ashar dibaca jahr (keras), saya yakin suratnya kok pakai itu juga. Diam-diam, penulisnya juga tiru-tiru. Serupa tapi tak sama. Serupa shalat dan bacaannya, beda dalam alasannya. Kiai Zainal seperti sahabat Nabi, penulis karena males..hehe

Bedanya dengan Mbah Ali dulu, Mbah Ali suka sebelum sampe masjid putar-putar dulu sambil melihat kamar-kamar dan penghuninya. Apalagi terdapat sampah dan kotor, spontan langsung minta dibersihkan.  Ketika suara Adzan berakhir, baru sampai di masjid. Kedua, Mbah Ali tidak pernah membawa sajadah, malah komentarnya kepada yang membawa sajadah: Salat Kok Dikapling-kapling?

Kiai Zainal sekali tempo bawa sajadah, dan langsung ke masjid.

Allahu yarham

Krapyak, 23-03-2015

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *