Apa Rahasia Nabi Musa Belajar kepada Nabi Khidir?

gus umar kajen pati

Berita NU, BANGKITMEDIA.COM

PATI – Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir menjadi misteri yang sangat menarik. Dalam kisah itu, ada spirit pergerakan untuk terus dihidupkan dengan penuh optimisme dan kepercayaan diri yang tinggi. Juga dibarengi dengan optimalisasi bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, dan politik dalam rangka untuk membangun peradaban baru yang sesuai dengan ajaran dan nilai Islam yang menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, kesejahteraan, kemandirian, dan kebahagiaan hakiki dunia-akhirat.

Demikian ditegaskan KH Umar Fayumi, Pengasuh Pesantren Raudlatul Ulum Kajen Pati dalam diskusi ilmiah bersama Tuan Guru Dr. Zainul Majdi, di Kajen, Sabtu (17/02).

Bacaan Lainnya

Gus Umar, panggilan akrab KH. Umar Fayumi, menegaskan bahwa perubahan diawali dengan pergerakan. Nabi Musa ketika berdoa memohon kepada Allah supaya orang-orang kafir-musyrik dihancurkan di muka bumi, dijanjikan oleh Allah tapi nanti setelah 20 (dua puluh) tahun.

“Setelah 20 tahun, Nabi Musa menagih janji Allah, Allah kemudian menjawab apakah Nabi Musa sudah menyiapkan tempat (wadah)-nya. Pemahaman Nabi Musa yang salah dalam memahami janji Allah tidak berbuah perubahan apapun, karena hanya berdoa tanpa usaha maksimal dalam melakukan perubahan,” tegas Gus Umar.

“Setelah ditegur Allah, Nabi Musa belajar kepada Nabi Khidlir bagaimana cara melakukan perubahan. Akhirnya, selama 20 tahun, perubahan yang diinisiasi Nabi Musa dengan kemampuan militernya, Nabi Khidlir dengan kemampuan intelijennya, dan Nabi Harun dengan kemampuan diplomasinya mampu mengalahkan trio penguasa: Fir’aun yang sakti, Haman yang mempuni, dan Qarun yang kaya dunia,” lanjut Gus Umar.

Bagi Gus Umar, saatnya umat Islam Indonesia menjadi aktor utama yang menentukan perjalanan negeri dan dunia Islam. Jangan sampai umat Islam terus menerus mengalami keterpurukan (qiyamat) dalam segala bidang.

“Spirit Islam yang mendorong umatnya untuk meningkatkan kedisiplinan, penghargaan terhadap waktu, kecintaan menelusuri dan mengungkap ilmu, dan mentalitas menghasilkan produk-produk baru yang inovatif harus dijalankan umat Islam secara massif dan kolektif dengan kepemimpinan yang visioner,” pungkas Gus Umar yang pernah belajar di Mekah.  Berita Islam Terkini (jm)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *