Yasin Fadlilah dan Kelahiran Gus Idror Maimoen
Salah satu amal yang dibaca oleh santri di Pondok Pesantren Al-Anwar adalah membaca Yasin Fadlilah setiap selesai sholat Maghrib dan Shubuh, hari Selasa dan Jum’at. Jum’at adalah hari pindahnya Nur Muhammad dari punggung Sayyid Abdullah ke dalam perut Sayyidah Aminah. Sedangkan Selasa adalah hari Allah SWT menciptakan gunung sebagai paku dhohirnya bumi. Hari Selasa adalah hari meninggalnya kebanyakan orang alim, orang alim juga berfungsi sebagai paku batinnya bumi.
Maghrib adalah permulaan waktu menuju gelapnya malam, sedangkan Shubuh adalah waktu yang menyongsong terangnya waktu siang. Saya akan mengulas kata pengantar Syaikhona Maimoen Zubair untuk Yasin Fadlilah sebagai bentuk khidmad kepada Beliau. Dan saya juga memberikan sedikit tambahan sebagai penyambung.
Yasin Fadlilah adalah doa-doa khusus yang diselipkan diantara ayat-ayat pada surat Yasin yang disusun oleh Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Makkah. Syaikhona Maimoen Zubair dalam kata sambutan menyebutkan bahwa Sayyid Muhammad Alawi memerintahkan Beliau dan para santri untuk mengamalkan Yasin Fadlilah. Dan juga mempromosikan Yasin Fadlilah kepada ahli ilmu dan orang yang cinta terhadap ilmu.
Saya melihat sendiri bahwa Beliau juga ikut membacanya bersama-sama dengan santri pada waktu yang telah disebutkan di atas. Hal itu sebagai bentuk taat terhadap perintah guru dan putra guru. Beliau menjelaskan bahwa kita sangat pantas untuk mematuhi perintah Sayyid Muhammad. Hal itu karena Sayyid Muhammad adalah salah satu tokoh pembela ahli sunnah wal jama’ah pada kurun abad ke-14 Hijriah. Disamping itu, karena Sayyid Muhammad adalah keturunan Nabi Muhammad SAW.
Syaikhona Maimoen Zubair menulis dalam muqoddimah Yasin Fadlilah bahwa ada hadist shohih dari Nabi bahwa:
بدأ الإسلام غريبا وسيعود غريبا فطوبى للغرباء
“Islam muncul secara asing dan akan kembali secara asing. Maka beruntunglah orang-orang yang asing”.
Permulaan Islam adalah asing, artinya pengikutnya tidak banyak (kuantitas). Akhirnya juga asing, artinya kualitas keislaman kebanyakan orang pada zaman akhir berkurang. Siapakah orang asing tersebut? Sebagian sahabat bertanya kepada Nabi, beliau menjawab:
الذين يصلحون ما أفسده الناس من سنتي، والذين يحيون ما أماتوه من سنتي.
Yaitu orang-orang yang memperbaiki sunnah Nabi yang telah dirusak oleh kebanyakan orang, dan orang-orang yang menghidupkan sunnah Nabi yang ditinggalkan oleh kebanyakan orang.
Dalam hadits yang lain:
المتمسكون بما أنتم عليه اليوم
Yaitu orang-orang yang berpegang teguh terhadap hal yang dipegang teguh oleh para sahabat.
Dalam redaksi yang lain orang asing adalah:
الغرباء ناس قليل صالحون بين ناس كثيرين، من يبغضهم في الخلق أكثر ممن يحبهم
Orang-orang asing adalah manusia sholih yang jumlahnya sedikit diantara golongan manusia lain yang jumlahnya banyak. Orang yang membenci mereka lebih banyak daripada orang yang mencintainya.
Itu adalah komentar beliau terhadap pengamalan Yasin Fadlilah yang termasuk golongan kecil. Sedangkan mengomentari penyusun yang merupakan keturunan Nabi, Beliau menulis setelahnya yaitu, Rosululloh bersabda yang diriwayatkan oleh Al Hakim:
إن مثل أهل بيتي فيكم مثل سفينة نوح من ركبها نجا ومن تخلف عنها هلك
“Sesungguhnya perumpamaan keluargaku di antara kalian, bagaikan perahu Nabi Nuh AS, barang siapa yang menaikinya maka beruntunglah dia, dan barang siapa yang membelakanginya maka hancurlah dia”.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Ya’la Rosululloh bersabda:
النجوم أمان لأهل السماء وأهل بيتي أمان لأهل الأرض
“Bintang-bintang adalah pengaman bagi penduduk langit, sedangkan keluargaku adalah pengaman bagi penduduk bumi”.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Syuro ayat 23:
قل لا أسألكم عليه أجرا إلا المودة في القربى.
“Katakanlah: Aku tidak meminta kepadamu sesuatu imbalan pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan”.
Siapakah keluarga Nabi yang kita diwajibkan untuk menyayanginya?
Nabi bersabda: “Ali, Fatimah dan anak-anaknya”.
Imam Al-Rozi berkata: “Anak-anak dan keturunan Sayyidah Fatimah inilah yang disebut sebagai anak-anak Ali dan Fatimah”.
Begitulah kata sambutan Syaikhona Maimoen Zubair untuk Yasin Fadlilah. Dan pada akhir sambutannya, Beliau meminta kepada putra-putra, santri-santri dan orang yang mencintai Syaikhona untuk mengamalkan Yasin Fadlilah. Muqaddimah atau kata sambutan Syaikhona diperbaiki tulisannya (ditahrir) di Sarang, hari Selasa Akhir bulan Shofar tahun 1406 H.
Setelah saya cek, hari itu adalah Selasa Pon, 29 Shofar 1406 H/ 12 November 1985 M. Kurang lebih sebulan sebelum kelahiran penulis tulisan ini, atau bulan lahirnya putra terakhir Syaikhona Maimoen Zubair yang bernama Idror. Idror bermakna berlimpah-limpah. Seolah-olah mempunyai makna bahwa orang yang membaca Yasin Fadlilah akan mendapatkan limpahan nikmat dan rahmat dari Allah SWT. Bulan November adalah bulan kedua turunnya hujan, yang berarti hujan mulai turun lebat. Bulan pertama hujan mulai turun adalah bulan Oktober. Begitulah Syaikhona Maimoen Zubair dalam memberikan nama.
Memang bukan suatu kebetulan, bila tulisan Syaikhona bertepatan dengan bulan kelahiran putra terakhir Syaikhona. Insyaallah waktu yang lain akan menulis sesuatu yang berhubungan dengan putra yang lain, dan Syaikhona Maimoen Zubair wafat pada tanggal 5 Dzulhijjah 1440 H/ 6 Agustus 2019 M. Pada hari Selasa Pon, hari yang sama dengan hari beliau menulis Muqaddimah Yasin Fadlilah. Ada sesuatu yang berhubungan dengan hari wafat Beliau yang untuk saat ini belum bisa saya tulis.
Demikian Yasin Fadlilah dan Kelahiran Gus Idror Maimoen, semoga bermanfaat.
Ditulis di Kramatsari, Rabu Pon, 25 Muharram 1441 H/ 25 September 2019 M.
Penulis: Ust. wahyudi, santri kinasih mbah Maimoen