Bantul, bangkitmedia– Sudah sejak lama wayang dijadikan sebagai sarana dakwah oleh para ulama nusantara. Sunan Bonang merupakan salah satu penggagas wayang untuk media dakwah yang masyhur di tanah air. Sebagai kesenian yang memuat nilai-nilai luhur, wayang menghadirkan pitutur agung yang penuh nilai-nilai keislaman.
Di era modern sekalipun, pesona wayang masih mampu bertahan, meski telah mengalami modifikasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan zaman. Salah satu modifikasi wayang adalah lahirnya wayang dakwah yang mengambil genre berbeda dari pakem wayang umumnya. Wali Songo Reborn yang lahir atas kreasi ustad Miftakhul Choir, adalah salah satu modifikasi wayang yang bernafaskan dakwah masa kini.
Wali Songo Reborn merupakan inovasi wayang kulit yang menghadirkan kisah wali songo dan para pendakwah di tanah air. Tujuan dari Wali Songo Reborn adalah berdakwah sekaligus menjaga budaya luhur tanah air. “Ini adalah wayang dakwah yang mengajarkan kita agar tidak lupa akan budaya asli Indonesia. Walaupun dikemas dalam model yang berbeda, diharapkan wayang ini dapat berkembang dengan baik,” tutur Miftah yang juga mulai populer dengan nama Miko Pathok Negara saat diwawancarai via medsos, Kamis (6/4/17).
Wali Songo Reborn mementaskan lakon wayang dengan durasi pendek, sekitar 2 sampai 3 jam dengan personil yang minimalis. Di sela-sela memainkan wayang, Miko Pathok Negara menyisipkan tausiyah keislaman yang penuh dengan humor sehingga para pendengar tidak bosan. Diharapkan dakwah yang dikemas dengan wayang bisa terus lestari di bumi Indonesia. (Anas)