Tiga Pesan Kiai Asyhari Marzuki untuk Pengurus NU

Kiai Asyhari Marzuki

Pada konferensi wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Daerah Istimewa Yogyakarta ke-9 di Kaliurang, KH Asyhari terpilih sebagai Rois Syuriah PWNU DIY periode 1992-1997. Dalam rapat perdana pengurus di PP Nurul Ummah Kotagede, beliau menyampaikan beberapa hal untuk menjadi pegangan bagi segenap jajaran pengurus PWNU DIY.

Pokok sambutan yang beliau sampaikan adalah bahwa pentingnya sebuah niatan ibadah, membesarkan jamaah dan menghidupkan jam’iyyah. Bukan sebaliknya, besar dan hidup dari jamaah atau jam’iyyah. Beliau juga menegaskan bahwa tugas pengurus NU tidaklah ringan, yakni mempertahankan ide ahlussunnah wal jamaah(mempertahankan, memelihara, dan mengembangkan manhaj aswaja). Oleh karenanya, harus dipikul bersama jangan dipikul sendirian. Maka, senantiasa menggandeng sesepuh dan anak muda NU itu sangat penting.

Bacaan Lainnya

Poin kedua yang beliau sampaikan adalah perlunya kesungguhan dalam memikirkan organisasi NU dengan berpegang pada program kerja yang tertuang dalam konferensi. Ada kecenderungan bahwa kepengurusan berjalan sendiri-sendiri (nafsi-nafsi) dan individualis. Maka, perlu pembenahan mental ini.

Impian lain yang beliau sampaikan pada waktu itu adalah perlunya NU memiliki klinik kesehatan dan masjid di sekitar kantor (waktu itu di Tompeyan). Karena, wilayah garapan itu selama ini luput dari perhatian. Padahal, jamaah Nahdliyin sangat memerlukannya.

Meski pesan itu disampaikan 25 tahun silam (Kamis, 28 Januari 1993), tetapi masih relevan untuk menjadi pegangan hingga kini. (Ahmad Munir, diambil dari buku “Mata Air Keikhlasan: Biografi KH. AsyhariMarzuqi” ).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *