Seorang guru menjadi istimewa ketika muridnya menjadi tokoh besar dan memberikan manfaat besar. Tokoh besar lahir dari pondasi yang kuat. Tanpa pondasi, maka seorang tokoh hanya “besar” dalam sesaat saja. Manfaat besar juga lahir dari ruhani yang menancap kuat, karena apa yang tampak di luar sebenarnya cerminan dari dalam.
KH Sholeh Darat namanya. Ulama’ besar yang diakui kealimannya. Nama lengkapnya adalah Muhammad Sholeh bin Umar As-Samarani. Lahir di Desa Kedung Jumbleng Mayong Jepara pada tahun 1820. Sebutan Darat dalam namanya karena beliau di kawasan Darat, wilayah di Semarang. Ayahnya Kiai Sholeh, yakni Kiai Umar, adalah ulama’ terkemuka yang menjadi pasukan Pangeran Diponegoro, khususnya dalam melawan Belanda di daerah pesisir utara Jawa.
Kiai Sholeh belajar dari berbagai pesantren di Jawa. Kemudian melanjutkan pengembaraan ke Mekah dan Madinah. Karena kecerdasan dan ketekunannnya, Kiai Sholeh Darat sampai mendapatkan ijazah untuk mengajar di Mekah. Pada masanya, Kiai Sholeh Darat menjadi ulama’ masyhur di tanah Jawa, semasa dengan kemasyhuran KH Kholil Bangkalan dan Syikh Nawawi Banten. Ketiga menjadi pemegang transmisi keilmuan kitab kuning yang menyebar luas di berbagai penjuru Nusantara.
Setelah kembali di Semarang, Kiai Sholeh Darat mengajar di Pesantren Darat Semarang milik mertuanya, KH Murtadlo. Di pesantren inilah, banyak ulama’ yang ngaji kepada beliau, seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, KH Dalhar Watusongol, KH Idris Solo, dan lainnya. Tidak boleh ketinggalan, seorang perempuan cerdas bernama RA Kartini juga belajar kepada KH Sholeh Darat.
Dari sini, jelas sekali peran dan keulamaan Kiai Sholeh Darat. Ketiga muridnya bahkan menjadi pahlawan nasional, yakni KH Hasyim Asy’ari dengan Surat Keputusan Presiden RI, No 294, 17 November 1964, KH Ahmad Dahlan dengan Surat Keputusan Pemerintah RI, No 294, 27 Desember 1961, dan RA Kartini dengan Surat Keputusan Presiden RI, No 108, 12 Mei 1964.
Ketiga muridnya itu juga menjadi tokoh besar yang melahirkan gerakan besar, yakni KH Hasyim Asy’ari mampu mendirikan organisasi Islam terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama, sedangkan KH Ahmad Dahlan mampu mendirikan organisasi modern bernama Muhammadiyah. Adapun Kartini menjadi penggerak lahirnya perempuan yang mandiri dan berdaulat.
Itulah jasa KH Sholeh Darat. Tiga muridnya menjadi tokoh besar yang berjasa bagi NKRI. Walaupun namanya KH Sholeh Darat tidak semasyhur muridnya, tetapi peran kesejarahan KH Sholeh menjadi pondasi lahirnya tokoh-tokoh besar bangsa ini. Di sinilah, posisi istimewa seorang KH Sholeh Darat. (m)