Sunan Giri Tundukkan Panglima Perang Kerajaan Banjarmasin
Konon di tanah seberang (Sekarang Kalimantan) tersebutlah seorang Panglima Perang Kerajaan Banjarmasin yang gagah perkasa. Telah banyak pengalaman dalam berperang dan selalu berhasil dan sukses dalam rangka memperluas kerajaannya.
Beliau dikenal dengan sebutan Raden Rahwono Buyut Surgi yang masih ada hubungan kekerabatan dengan Pangeran Panjalu/ Jawa Barat.
Bahwa Raden Rahwono Buyut Surgi adalah seorang panglima perang dari Kerajaan Banjarmasin (Kalimantan).
Ketika ia mendengar bahwa di Tanah Jawa Dwipa ( P.Jawa ) ada seorang yang sakti mandraguna, yang dikenal dengan nama Prabu Satmata/Raden Paku/Sunan Giri yang tinggal di bukit Giri Kedaton. Kesaktiannya terkenal sampai kemana-mana.
Setelah mendengar berita tersebut, hatinya menjadi panas. Jiwanya amarahnya berkobar-kobar. Maka ia bermaksud datang ke tanah Jawa dengan satu tujuan yaitu ingin mengadu kesaktian dengannya. Beliau berlayar Menuju Tanah Jawa.
Para nahkoda dan awak kapalnya diperintahkan untuk mengendalikan kemudi dengan cepat agar sampai di tempat tujuan. Kapal pun melaju menyibak riak gelombang dan ombak yang bergulung menyeberang lautan lepas. Namun sesampai di tengah laut kapal yang ditumpangi hanya berputar-putar ditempatnya.
Kapal yang gagah itu tidak mampu mendekat ke pesisir P.jawa. Bahkan Sang nahkoda dan anak buah kapal telah berjuang mati-matian untuk mengarahkan kapal ke tanah jawa, tetapi tidak membawa hasil. Berhari-hari kapal itu terombang-ambing di tengah laut, hingga para prajurit kehabisan bahan makanan .
Peristiwa aneh yang dialami, membuat Panglima Banjar sadar, bahwa kejadian tersebut adalah bukti ketinggian ilmu Sunan Giri/Prabu Satmata. Ilmu kesaktian yang dimiliki tidak ada apa-apanya dibanding ilmu Prabu Satmata/Raden Paku/Sunan Giri.
Hal ini terbukti kapalnya tidak bisa sampai di Tanah Jawa. Bahkan kapalnya pecah dihantam gelombang dan beliau terdampar di lokasi sampai saat ini.
Akhirnya Raden Rahwono merubah niatnya dengan berkata,” Tujuan saya semula datang ke tanah Jawa ingin mengadu kesaktian dengan Prabu Satmata. Tetapi belum bertemu dengan orangnya saja, saya sudah kalah. Apalagi kalau jadi adu kesaktian. Saya Mengaku kalah. Sekarang saya datang berniat BERGURU kepadanya.”
Menurut cerita akhirnya beliau tunduk dan bersedia menjadi murid Sunan Giri dan menyebarkan agama islam di sekitar daerah Banjarsari. Manyar. Gresik.
Walallohualam Bishawab…
Demikian Kisah Sunan Giri Tundukkan Panglima Perang Kerajaan Banjarmasin. Semoga bermanfaat.
Sumber: Al Asyhar Wahyu Azady