Siapa Pelatih Tunggal bagi Kiai Zainal dan Kiai Warson?

Kiai Warson Krapyak masih muda

Oleh: Munawir AF, Mustasyar PWNU DIY

Pada masa mudanya, Kiai Zainal Abidin Munawwir sama dengan Kiai Warson Munawwir. Kelihatannya tidak belajar dan mondok kemana-mana. Kalaulah sempat mengaji/mondok ya gak begitu lama. Yang saya tahu, beliau berdua hanya tinggal di Krapyak diasuh sendiri oleh Pak Ali (sebutan KH Ali Maksum). Oleh Pak Ali, keduanya dididik secara fokus sehingga menjadi “orang” (istilah Pak Ali).

Bacaan Lainnya

Kiai Zainal dan Kiai Warson tidak sendirian, tetapi bersama santri muda lainnya, seperti Mabarun, Zuhdi Dahlan, dan lain-lain. Ya, kira-kira ada 20-30 orang santri. Siang malam digembleng, dan ditempa – lahir dan batin. Para santri itu kemudian menjadi orang semua. Hanya kualitasnya sesuai dengan tingkatan masing-masing. Ada tingkat Kecamatan, Kabupaten, Nasional, dan seterusnya.

Kenapa dapat begitu? Ya bisa saja. Kan sama saja main sepakbola. Kenapa seorang Messi, Ronaldo, Benzema, Neymar, dan lainnya jadi pemain hebat nan indah? Saya pikir tak lepas dari faktor pelatih. Jadi, kesimpulan saya, jika ada pemain berbakat dan ketemu pelatih hebat, Insya Allah (bahasa santrinya) jadi. Sebaik apa pemain itu, tetapi pelatihnya tingkat “ndeso” ya sulit. Sebaliknya juga tidak akan berhasil, walau pelatihnya setingkat Mourinho, Fergie, Wenger, atau lainnya, tetapi pemainnya gak punya bakat, ya cuma makan hati.

Baca Juga : Kisah Unik Belajar KH Kholil Bisri di Krapyak

Pemainnya, waktu itu ada Gus Zainal, Gus Sun – putra Kyai besar, berdua terkenal rajin, cerdas dan pelatihnya sekaliber Pak Ali. Ya jadi. Luar biasa Pak Ali mendidiknya. Bayangkan sebagai pelatih “tunggal”, maka otomatis dalam diri pelatih sudah barang tentu bersemayam berbagai ilmu. Ya shorof, ya Nahwu, ya Balaghoh, ya Lughoh (yang terkenal ilmu alat) ya Tafsir, Tarikh, Fiqih, dan seterusnya.

Sebab, kita ingat betul bahwa para kiai kita tentu tidak kurang menjelajah 5-10 pesantren, kemudian baru berani pulang dan membaca kitab kuning.
Allahu yarhamuhum,

Krapyak, 19-03-2015

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *