Sayyid Alwi, Ulama’ Wahabi, dan Debat Berkah dari Air

sayyid alwi bin abbas al-maliki

Suatu ketika, Sayyid Alwi bin Abbas al-Maliki sedang mengajar di serambi Masjidil Haram, Mekah. Di bagian lain, ada Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di tokoh besar Wahabi kerajaan Saudi juga sedang dengan murid-muridnya. Langit mendung, tiba-tiba turun hujan yang deras sekali sehingga saluran air di atas Ka’bah mengalirkan air yang sangat banyak.

Orang-orang lalu berhamburan menuangkan air ke baju dan tubuh mereka dengan harapan mendapat berkah yang ada pada air tersebut.

Bacaan Lainnya

Polisi Kerajaan Saudi yang sebagian besar dari Badwi Najd ketika melihat orang-orang yang mengambil air lalu teriak.

“Hai orang-orang musyrik, jangan lakukan itu. Itu perbuatan syirik, bid’ah, hentikan.”

Orang-orang tadi lalu membubarkan diri pergi menuju Sayyid Alwi dan menanyakan hukum air hujan yang mengalir dari saluran Ka’bah. Ternyata, Sayyid Alwi membolehkan dan mendorong orang-orang terus melakukannya.

Orang-orang berhamburan lagi mengambil air. Polisi saudi teriak-teriak lagi.

“Itu syirik, bid’ah, anda musyrik.”

“Kami tidak peduli, karena Sayyid Alwi membolehkan.”

Polisi lalu mengadu pada Syaikh ibnu Sa’di, tokoh wahabi perihal berkahnya air hujan. Lalu Syaikh Sa’di mendatangi Sayyid Alwi. Orang-orang ikut berkumpul mengelilingi.

“Sayyid, benarkah anda berkata pada orang-orang itu bahwa air yang mereka ambil ada berkahnya?,” tanya Saikh Sa’di.
“Benar, bahkan air tersebut memiliki dua berkah.” Jawab Sayyid Alwi.

“Bagaimana bisa seperti itu?,” Syaikh Sa’di kembali bertanya.

“Tentang air hujan, Allah berfirman dalam surat Qoof ayat 9 ‘dan kami turunkan dari langit air yang mengandung berkah’. Sedangkan tentang ka’bah, Allah berfirman dalam surat Ali Imron ayat 96, “sesungguhnya rumah yang pertama kali diletakkan bagi umat manusia adalah rumah yang ada di bakkah (makkah) yang diberkahi.” Maka, air hujan yang turun dari langit yang mengalir dari ka’bah memiliki dua keberkahan.” Tegas Sayyid Alwi.

“Subhanalloh, kok saya bisa lupa ayat ini.” Tegas Syaikh Sa’di.

Syaikh Sa’di lalu pamit, namun Sayyid Alwi berkata:

“Tunggu Syaikh, polisi Badwi itu tidak akan berhenti berteriak musyrik dan bid’ah pada orang-orang yang mengambil air dari ka’bah sebelum anda melakukan hal serupa, bangkitlah lalu ambil air dari saluran ka’bah itu.”

Syaikh Sa’di lalu ambil air di saluran ka’bah dan membasahi tubuhnya dan meminumnya. Polisi yang melihat Syaikh Sa’di lalu berhenti berteriak kafir dan bid’ah pada orang-orang dan pergi.

Seperti yang diajarkan Allah, air yang turun dari langit yang menumbuhkan tanaman dan pepohonan adalah anugerah paling agung untuk umat manusia, keberkahan meliputi banyak hal, tidak terbatas.

Penulis: Muhammad Alfatih Sukardi, kontributor bangkitmedia.com dari Pekanbaru Riau.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *