Rahasia Dzikir Gus Miek dan Gus Dur di Tengah Bencana.
Gus Dur dan Gus Miek adalah dua sosok nyentrik yang dikenang umat Islam di Indonesia. Keduanya sering memperlihatkan perilaku yang tak biasa, bahkan menimbulkan kontroversi di kalangan umat. Tapi ketika keduanya wafat, semua mengakui bahwa jejak hidup keduanya sangat penting untuk dikenang dan diambil pelajaran generasi saat ini.
Banyak kisah yang menceritakan tentang kedekatan Gus Dur dan Gus Miek. Gus Dur seringkali meminta saran dan pendapat, hingga bertukar fikiran dengan Gus Miek. Bahkan dalam satu kesempatan, Gus Dur pernah matur dan berharap pada Gus Miek, “Apapun yang terjadi, sing penting kulo didaftar dados sami’in setia.”
Suatu ketika, Gus Miek selaku pendiri dan mursyid tunggal Majelis Sema’an Al Qur’an dan penyusun wirid Dzikrul Ghafilin pernah ditanya oleh Gus Dur tentang apa tujuan Gus Miek mendirikan majelis sema’an Al Qur’an dan Dzikrul Ghofilin.
“Pada zaman nanti, manusia itu banyak yang bohong dan sedih dengan kebimbangan. Dan dzikrul ghofilin ini dapat menjadi obat hati,” jawab Gus Miek saat itu.
Harapannya adalah dapat menjadi penyejuk hati, penentram hati dan dapat membawa keberkahan bagi keluarga.
“Njenengan nanti, Gus, tahun 2000. Saya wafat sebelumnya dan Njenengan masih hidup. Bahwa Allah akan menunjukkan di atas bumi ini, menurunkan bencana-bencana di Indonesia. Dan saya berharap dzikir ini dapat menjadi peredam kemarahan Gusti Alloh,” kata Gus Miek melanjutkan.
Untuk Mbah Yai Miek (Gus Miek) dan Mbah Yai Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Lahuma Al Fatihah.
(Imam)
___________________
Semoga artikel Rahasia Dzikir Gus Miek dan Gus Dur di Tengah Bencana ini memberikan manfaat dan keberkahan untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
simak video terkait di sini
BONUS TAMBAHAN ARTIKEL
Kisah Gus Miek Mendidik Istrinya Selama 30 Hari.
KH Hamim Jazuli, atau akrab dipanggil Gus Miek, adalah sosok sosok wali masyhur pada jamannya. Gus Miek adalah putra KH Jazuli Utsman, pendiri Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri Jawa Timur.
Kisah hidup Gus Miek penuh dengan sesuatu yang menakjubkan. Salah satunya kisah Gus Miek dalam mendidik istrinya, yakni Ibu Nyai Lilik. Awalnya, Ibu Nyai Lilik adalah seorang pemain tenis meja yang handal. Sering diajak lomba-loma yang berkaitan dengan olahraga.
Ibu Lilik ini tidak pernah mondok atau sekolah yang ada hubungannya dengan pelajaran agama Islam. Akan tetapi Gus Miek menyukainya dan menikahinya.
Sewaktu Nyai Lilik menjadi istrinya, malam pertama sampai malam ke 30 Nyai Lilik tidak pernah keluar kamar. Itu merupakan kemauan dari Gus Miek. 30 hari di kamar tidak boleh bertemu dengan siapapun kecuali dengan Gus Miek.
Apabila beliau lapar, makanan akan diantarkan ke kamarnya dan segala kebutuhan disiapkan oleh Gus Miek. Ini adalah cara Gus Miek mengajari istrinya 30 hari diajarkan ilmu-ilmu agama dan 30 hari pulalah Nyai Lilik menghafal Al-Quran 30 juz.
Nyai Lilik sangat berubah setelah menikah dengan Gus Miek. Beliau yang awalnya hanya seorang wanita biasa pemain tenis meja yang tidak mengerti kaitannya dengan ilmu-ilmu agama menjadi mengerti ilmu agama karena diajari oleh Gus Miek.
Gus Miek dan Nyai Lilik dikaruniai enam anak; empat putra dan dua putri. Di antaranya ialah H. Agus Tajjuddin Heru Cokro, H. Agus Sabuth Pranoto Projo, Agus Tijani Robert Syaifunnawas, H. Agus Orbar Sadewo Ahmad, Hj. Tahta Alfina Pagelaran, Ning Riyadin Dannis Fatussunnah.
Semoga kita semua mendapatkan berkah dari Gus Miek dan Ibu Nyai Lilik. Al-Fatihah. (red)