Prof Sayyid Aqil Mengetes Kewalian Gus Dur.
Suatu ketika KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diajak oleh Prof. Dr. Sayyid Aqiel Al-Munawwar ke makam kakeknya di Palembang. Sampai di komplek makam, sengaja Sayyid Aqiel Al-Munawwar tidak menunjukkan makam kakeknya kepada Gus Dur, beliau kepingin “Ngetes” apakah benar Gus Dur itu wali apa bukan.
Tanpa tanya sana sini, Gus Dur langsung nyelonong menuju ke makam kakek Sayyid Aqiel Al-Munawwar, padahal Gus Dur belum pernah ke situ dan matanya tidak bisa melihat.
“Loh Gus, anda kok tahu makam kakek saya ?,” tanya Sayyid Aqiel Al-Munawwar heran.
“Tahu lah, tadi kakekmu (Jidmu) telah menyambutku dan bilang, “Itu makamku Gus.”
Ilaa Ruhi KH. Abdurrahman Wahid. Ahul Fatihah…
Sumber : Ceramah Gus Muwaffiq
_________________
Semoga artikel Prof Sayyid Aqil Mengetes Kewalian Gus Dur ini memberikan manfaat dan keberkahan untuk kita semua, amiin..
BONUS ARTIKEL TAMBAHAN
Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan.
Suatu ketika tatkala al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Kwitang) sedang mengajar di rumahnya di hadapan muridnya yang cukup banyak, beliau mendengar suara ibunda tercinta, Nyai Salmah: “Li… Ali… Li…”, begitu panggil sang ibu.
Lalu Habib Ali, waktu itu telah berumur lebih dari 60 tahun, langsung saja permisi kepada semua muridnya: “Saya minta ridhanya untuk menemui ibu saya terlebih dahulu.”
Habib Ali pun menemui ibunya. Ternyata sang ibu minta diantarkan ke kamar mandi. Bergegaslah Habib Ali menggendong sang bunda pergi ke kamar mandi. Bukan itu saja, Habib Ali lah yang langsung membersihkan dan menyuci pakaian sang ibu. Meski ada istri tapi Habib Ali tidak mengizinkannya, karena demi bakti beliau terhadap sang ibu. Padahal waktu itu Habib Ali telah dikenal sebagai ulama yang terpandang di tanah Betawi, tetapi beliau bila dipanggil sang ibu tanpa pikir panjang langsung memenuhi panggilan itu.
Ada suatu peristiwa dimana Habib Muhammad, putra Habib Ali, masih kecil sementara Habib Ali sedang dalam rihlah dakwahnya di Negeri Singapura. Dan sang ibu, Nyai Salmah, bertanya pada menantunya yaitu istri Habib Ali: “Mana Ali, putraku?”
Dijawab oleh istri Habib Ali: “Sedang dakwah di Singapura, Umi.”
Dengan spontan sang ibu memerintahkan pada menantunya itu: “Cepat kirim telegram, bilang padanya ibu memanggilnya untuk pulang!”
Langsung dikirimlah telegram itu kepada Habib Ali yang sedang berdakwah di Singapura. Sesampainya telegram itu pada Habib Ali, langsung beliau baca. Setelah dibaca, tanpa basa-basi Habib Ali pun permisi pamit untuk pulang karena sang ibu yang memanggilnya.
Begitulah tanda bakti seorang ulama besar, orang terpandang, panutan umat, al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi terhadap sang bunda tercinta.
Penulis: Sya’roni As-Samfuriy.
*Sumber kisah: Ustadz Antoe Djibrel, Khadim Majelis Ta’lim Kwitang dari Almarhum al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi).
_____________________
Semoga artikel Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
simak video terkait di sini