Pesan Guru Bangil: Secara Hakiki, Jangan Menyangka Orang Jahat itu Jahat!

Guru Bangil

Pesan Guru Bangil: Secara Hakiki, Jangan Menyangka Orang Jahat itu Jahat!

KH Muhammad Syarwani Abdan (akrab disapa Guru Bangil) adalah salah satu keturunan Syekh Arsyad Al-Banjari. Guru Bangil tumbuh besar di Martapura, tapi kemudian pindah di Bangil Pasuruan. Guru Bangil termasuk salah satu guru istimewa bagi Guru Sekumpul. Banyak kisah kewalian dalam diri Guru Bangil, sehingga sampai Kiai Hamid Pasuruan menyebut beliau sebagai wali mastur.

Berdasarkan riwayat dari Abah saya (H. Abdurrahman), Guru Bangil pernah bercerita tentang kisah seorang ulama yang alim, wara’, dan zuhud. Pada suatu hari, seorang ulama ini berjalan kaki di pagi hari. Tiba-tiba, ada seorang anak kecil yang sedang bermain-main. Tak disengaja, mainan si anak kecil tadi mengenai kepala si ulama tadi.

Akhirnya ulama tadi marah dan sedikit memukul anak kecil tadi sampai akhirnya anak kecil tadi menangis. Anak kecil tadi seorang anak yatim yang ditinggal ayahnya.

Kemudian, ada seorang pelacur yang setiap malamnya memuaskan para laki-laki. Ia orang biasa. Ia tidak pernah shalat dan pakaiannya selalu terbuka aurat. Pada suatu hari, pelacur ini pergi ke pasar untuk membeli roti. Setelah selesai belanja, di tengah jalan pelacur ini bertemu dengan seorang pengemis. Si pengemis ini berhari-hari tidak makan dan pakaiannya compang camping.

Si pelacur ini merasa kasihan, ia memberikan sebahagian roti yang ia beli di pasar tadi dan memberi sedikit uang. Di hati si pelacur ini cuma kerasa kasihan dan ikhlas memberikannya. Kemudian ia beri roti dan uang seikhlasnya.

Dari kisah ini, ada pelajaran yang sangat berharga.

Pertama, dari kisah yang pertama tadi seorang ulama akhirnya diazab Allah karena ia marah kepada anak kecil yang tidak sengaja terkena kepala ulama tadi. Dan kisah yang kedua si pelacur tadi masuk surga bighoiri hisaab (tanpa hisab) karena keikhlasannya dalam memberi kepada pengemis.

Kedua, ilmu dan amal tidak menjamin masuk surga. Tapi akhlaqlah yang membuat kita menjadi nyaman di akhirat, bukan karena ilmu dan amal seseorang.

Ketiga, kebaikan seseorang meskipun seseorang itu tidak menyadarinya bahwa itu adalah kebaikan dan ia merasa itu hal biasa, mungkin itulah yang membuat seseorang tadi masuk surga.

Keempat, kita tidak boleh menyangka orang jahat itu jahat. Kita tidak boleh mengatakan orang yang membuka aurat itu salah meskipun dari segi dzohir ia memang salah. Akan tetapi pada akhirnya kita tidak tahu bagaimana ke depannya.

Kelima, orang yang banyak melakukan ma’shiyat memang ia berdosa. Akan tetapi kita tidak tahu bagaimana ia wafat. Siapa tahu ia wafat dalam keadaan husnul khatimah atau diampuni dosanya.

Keenam, kita yang selama ini selalu berbuat baik tidak pernah merasa punya salah, belum tentu kita baik ke depannya. Belum tentu kita wafatnya husnul khatimah dan belum tentu kita masuk surga.

“Amalan husnul khatimah dan selamat dunia akhirat adalah husnudzzon (sangka baik) kepada Allah dan semua makhluq,” pesan Guru Bangil.

Berkat Rasulullah, berkat Datu Kalampayan, berkat Guru Bangil, dan berkat Guru Sekumpul, mudah-mudahan segala dosa dan kesalahan dzohir bathin seumur hidup diampuni Allah, qobul segala hajat, selamat dunia akhirat, husnul khatimah, masuk surga bighoiri hisaab, terkumpul di dalam surga bersama Rasulullah, Datu Kalampayan, Guru Bangil, Guru Sekumpul dan orang-orang sholeh. Aamiin…!!!

Penulis: Muhammad Zainuddin bin H Abdurrahman, santri Guru Sekumpul.

________________

Semoga artikel Pesan Guru Bangil: Secara Hakiki, Jangan Menyangka Orang Jahat itu Jahat! ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..

simak artikel terkait di sini

simak video terkait di sini

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *