Nasehat Kyai Hamid Pasuruan Kepada Kyai Pensiunan Mayor TNI-AD

Nasehat Kyai Hamid Pasuruan Kepada Kyai Pensiunan Mayor TNI-AD

Nasehat Kyai Hamid Pasuruan Kepada Kyai Pensiunan Mayor TNI-AD.

Namanya KH Mayor Masyhudi. Beliau adalah ulama sekaligus pejuang dan prasasti hidup dan saksi hidup perjuangan bangsa Indonesia dari penjajah bersama sahabatnya Sutomo (Bung Tomo) dan KH Hasim Asy’ari yang tidak lain guru beliau saat di Jombang bersama-sama dalam gerakan 10 November 1945 di Surabaya.

Beliau pernah mengatakan bahwa kalau siang hari di Surabaya menyamar sebagai tukang potong rambut, sedangkan kalau malam berjuang melawan penjajah. Banyak sejarah yang beliau simpan dalam hati dan pikirannya. Seperti kisah perjuangan Kyai Tamin yang juga salah satu guru beliau ngaji di Malang. Kyai Tamin Malang menolak dhohir dan batin ketetapan Jepang untuk menundukkan kepala menghadap ke arah kota Tokyo Jepang di saat matahari terbit. 

Bagi Kyai Tamin, itu sirik dan murtad. Karena mempertahankan aqidah, Kyai Tamin harus disiksa dan terakhir ditembak sampai beliau gugur. Beliau juga cerita bagaimana gigihnya sahabat beliau Mayor Hamid Rusdi dalam merebut wilayah Malang sampai beliau harus gugur dengan sembilan tembakan di dadanya. Saat tertangkap Mayor Hamid Rusdi tetep bungkam saat ditanya Belanda di mana saja tempat persembunyian anggotanya.

“Sampai begitulah para pejuang dahulu, tidak hanya mengorbankan harta dan tenaga, tapi juga nyawa diikhlaskan.” kata Kyai Mashudi.

Masih banyak cerita perjuangan-perjuangan lain yang masih beliau rekam dengan baik di dalam pikiran beliau, sampai saat ini. Inilah pahlawan yang harus kita doakan dan kita hormati.

Satu lagi nasehat beliau yang menggetarkan hati kita. 

“Nak, ulama dulu perang melawan penjajah bukan karena ingin segera istirahat enak dan kerja enak. Mereka berjuang itu agar anak cucu kelak bisa enak beribadah kepada Allah dengan tenang.”

Sekarang di usianya yang menginjak 115 tahun, beliau masih tetap aktif berjuang dalam berdakwah menyiarkan agama dengan ikhlas dan tulus. Yang lebih menggetarkan lagi adalah keikhlasan beliau terkait uang pensiun yang harusnya jadi hak beliau dengan pangkat mayor TNI AD, tapi gak pernah beliau ambil.

Inilah bentuk ketulusan dan keikhlasanya kepada bangsa dan negara ini. Saat ditanya terkait hal ini, jawabannya sungguh luar biasa.

“Dulu saat saya masih aktif berdinas, saya pernah sowan kepada Kyai Hamid Pasuruan. Nasehat Kyai Hamid saat itu, “Hai Kyai Masyhudi, besok kalau sudah pensiun, uang pensiun tidak usah diambil ya. Itu uang negara.’ Sampai saat ini, saya takut kualat kalau ambil uang pensiun.”

Kyai Masyhudi saat ini hidup dengan sangat sederhana, penuh kezuhudan di  daeran pelosok wilayah Wajak Malang Jawa Timur.

Semoga Allah memberi kesehatan dan umur yang barokah, karena pada orang-orang seperti merekalah kita bisa dapat pitutur tentang agama dan sejarah bangsa. 

Demikian Nasehat Kyai Hamid Pasuruan Kepada Kyai Pensiunan Mayor TNI-AD, semoga bermanfaat.

(Mukhlisin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *