Muhasabah 2: Kota Hongkong Selalu Ramai dan Penuh dengan Manusia

“Memanjakan Pejalan kaki”

Jelang dini hari rombongan Ganjur mendarat di Hongkong. Sebagaimana layaknya bandara internasional yang tidak pernah tidur, suasana babdara dinihari itu sangat sibuk. Di pintu imigrasi ribuan orang berbaris rapi menunggu pemeriksaan petugas untuk masuk ke Hongkong. Sekitar jam 01.30 kami baru bisa keluar bandara menuju bus jemputan yang mengantar rombongan ke penginapan di kawasan Ceuseway Bay, dekat Victoria Park. Sekitar jam 03.00 kami sampai di penginapan dan langsung Istirahat.

Jam 10.00 kami siap untuk jalan-jalan mengelilingi Hongkong. Tujuan pertama adalah di Masjid Ammar dan Islamic Centre Osman Ramju Sidiq di kawasan Wan Chai. Masjid ini merupakan pusat aktifitas kaum Muslim Hongkong yang mayoritas kaum migran. Di sini juga menjadi markas organisasi Muslim Union Hongkong. Kami sempat menemui salah satu pengelola masjid, ustadz Muhaimin Kareem yang berasal dari cirebon.

Menurut ust. Muhaimin, masjid Ammar dibangun atas wakaf seorang aghniya dari Pakistan yang menjadi pengusaha di Hongkong. Masjid ini berada dalam bangunan berlantai 8 yang terletak di pusat pertokoan. Gedung berlantai 8 itu seluruhnya milik perkumpulan Islamic Centre. Selain masjid di bangunan ini juga ada restoran halal, ruang konferenasi dan lembaga pendidikan (TK). Di masjid ini rombongan Ganjur melaksanakan shalat Jum’at.

Selesai Jumatan rombongan mengunjungi Konsulat Jendral RI yang berada di Causeway Bay, 127 – 129 Leighton Road; 6-8 Keswick Street Causeway Bay Hong Kong. Setelah ketemu dengan staf KJRI dan berkenalan serta ngobrol sejenak, bu Hj. Fatimah, Ketua PCI Muslimat NU Hongkong yang menjadi gaet perjalanan mengajak rombongan mengunjungi masjid Raya Kow Loon. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Hongkong. Terletak di daerah Kowloon tepatnya pada tikungan jalan Nathan dan jalan Haiphong, berseberangan dengan Kowloon Park.

Yang menarik dari perjalanan kami mengelilingi Hongkong hari ini adalah, sebagian besar ditempuh dengan jalan kaki. Kami melihat jalanan penuh pejalan kaki sepanjang hari. Suasana jalan kota seperti di Saudi saat musim haji. Kendaraan yang lewat di jalan raya didominasi oleh kendaraan umum: bus tingkat, trem, kereta bawah tanah, taksi dan angkutan barang. Kendaraan pribadi sangat minim, tidak ada sepeda motor dan pedagang kaki lima yang mengganggu jalan.

Saya melihat, sistem penataan kota di Hongkong mendorong masyarakatnya untuk menggunakan transportasi umum dan berjalan kaki. Di sini transportasi umum sangat murah, nyaman, cepat dan mudah diakses. Selain pajak yang mahal juga persoalan parkir yang tidak mudah, sehingga menjadi lebih ribet dan tidak efisien. Dengan demikian masyarakat merasa lebih murah dan mudah menggunakan transportasi umum, sehingga mereka lebih memilih menggunakan kendaraan umum daripada mobil pribadi.

Selain itu, suasana tata kota juga sangat memanjakan para pejalan kaki. Hamor dua pertiga jalanan di Hongkong dipergunakan untuk para pejalan kaki. Jalanan kobil hanya sepertiga, itupun disominasi oleh kendaraan umum. Pendeknya, para pejalan kaki benar-benar dimanja oleh sistem transportasi dan tata kota Hongkong. Dengan suasana jalan yang seperti ini, masyarakat merasa lebih nyaman berjalan kaki. Inilah yang membuat suasana jalan di kota Hongkong selalu ramai dan penuh dengan manusia.

Suasana jalan yang memanjakan pejalan kaki ini telah membuat jalan raya menjadi ruang publik yang mempertemukan berbagai komunitas. Di sini jalan raya tidak hanya menjadi infrastruktur transportasi yang hanya dilalui oleh lalu lalang kendaraan, tapi juga menjadi insfrastruktur sosial yang memungkinkan setiap intividu melakukan perjumpaan dan interaksi sosial.

Mungkin karena maraknya budaya jalan kaki, saya hamlir tidak melihat manusia gemuk dan perut buncit. Kebanyakan masyarakat Hongkong bertubuh ramping, gesit dan berjalan cepat.Mereka tidak hanya kuat jalan, tetapi juga tahan berdiri, karena hampir tidak ada tempat duduk di semua fasilitas umum. Semua memgantri dan menunggu sambil berdiri.

Melihat suasana jalanan dan fasilitas umum di Hongkong timbul pertanyaan dalam diri, jangan-jangan sistem transportasi dan tata kota yang seperti ini yg membuat rakyat hongkong sehat dan suasana jalan raya menjadi ramah dan menyenangkan. Tidak seperti di Jakarta yang jalanan dan lalu lintasnya semprawut, penuh sesak kendaraan pribadi bahkan bisa menjadi mesin pembunuh bagi siapa saja. Pelajaran berharga dari Hongkong.

Penulis: Al-Zastrouw

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *