Muhasabah 1: Kenapa Ki Ageng Ganjur ke Hongkong?

“Bismillah…. Bersama ganjur menunaikan missi kebudayaan ke Hongkong”

Hari ini, 2 Mei 2019, grup musik Ki Ageng Ganjur berangkat ke Hingkong untuk melaksanakan muhibah budaya ke-3, setelah muhibah pertama ke Timur Tengah (Qatar dan Dubai) pada tahun 2009 dan missi ke dua ke Eropa (Belanda, Jerman dan Belgia) pada tahun 2018. Selain melaksanakan konser religi di Hongkong, dalam muhibah kali ini juga akan berziarah ke makam sahabat Nabi, Sa’ad bin Abi Waqas di Guang Zhou, China.

Dipilihnya Hongkong dalam muhibah budaya kali ini, karena Hongkong banyak menampung tenaga kerja Indonesia (TKI). Berdasarkan data Kemenaker rahun 2018, ada sekitar160 ribu lebih TKI di Hongkong. Jumlah ini cukup signifikan untuk dijadikan ujung tombak dalam menjalankan missi kebudayaan mensosialisasikan Inslam Nusantara yang rahmatan lil’alamin.

Meski para TKI di Hongkong mayoritas berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, namun mereka memiliki peran yang strategis dan vital dalam mengenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia, khususnya di Hongkong. Mereka ini sangat aktif dan kreatif dalam menggunakan waktu luang dan hari libur. Taman Victoria.Park, merupakan tempat berkumpul para TKI.

Di taman tersebut mereka tidak saja berkumpul untuk melepas kangen dengan sesama warga Indonesia, bertukar info mengenai keluarga yang ada di Indonesia, Victoria Park juga menjadi ajang mengekspresikan kreatifitas seni budaya Indonedia hasil karya para TKI. Berbagai ragam kesenian, mulai Reog Ponorogo, campur sari, tari daerah Nusantara, peragaan busana adat dan berbagai ragam kesenian Nusantara sering ditampilkan di Victoria Park oleh para TKI. Untuk menyemarakkan suasana para TKI sering mendatangkan artis-artus ibu kota.

Selain event seni budaya, para TKI juga sering menyelenggarakan kegiatan keagamaan mulai perayaan Maulid Nabi, peringatan Isra’ Mi’raj, halal bi halal sampai pengajian rutin dengan mendatangkan para oenceramah kondang dari Jakarta. Gairah keagamaan yang tinggi inilah yang menyebabkan para TKI menjadi sasaran dakwah dari para da’i dari berbagai kompok Islam dengan beragam pemahaman.

Selain posisi strategis dari para TKI di Hongkong, ada tiga alasan utama yang menjadikan hongkong dan para TKI sebagai tujuan muhibah budaya kali ini. Pertama memperkenalkan Islam Nusantara yang rahmatan lil’alamin kepada masyarakat Hongkong yang mayoritas, 93,6% beretnis Tiong Hoa. Melalui muhibah ini diharapkan hubungan antara Islam Nusantara dengan budaya China yang nemiliki akar sejarah cukup panjang bisa tertaut semakin kokoh.

Kedua, untuk memberikan bekal kepada para TKI mengenai pemikiran dan tradisi Nusantara yang memiliki spirit religius keislaman yang bisa dijadikan sebagai sarana (wasilah) dan metode (manhaj) dalam mengajarkan dan menyebarkan Islam secara damai. Dengan demikian para TKI akan memiliki system ketahanan diri (self defensif system) dalam menghadapi.berbagai tekanan budaya berlabelkan agama yang datang dari luar yang bisa berdampak negatif bagi para TKI.

Ketiga, memperkuat semangat kebangsaan para TKI. Sebagaimana kita ketahui, arus deras liberalisme dan pragmatisme telah.mengepung bangsa Indonesia, terutama yang berada di Luar negeri. Kondisi ini semakin parah dengan masuknya faham keislaman yang mempertentangkan antara nasionalisme dengan Islam. Kedua arus ini menggerus semangat kebangsaan masyarakat Indonesia. Dan para TKI sangat rentan menghadapi tekanan tersebut sehingga perlu ada penguatan spirit kebangsaan untuk menangkal tekanan tersebut.

Ketiga alasan tersebut menemukan momentumnya dalam peringatan harlah Muslimat NU ke 73 dan perayaan menyambut Ramadhan. Memonetum inilah yang membuat ki Ganjur memilih Hongkong sebagai tujuan muhibah kebudayaan kali ini. Akhirnya dengan Bismillah hari ini ki Ageng Ganjur berangkat Hongkong sebagai upaya menjalankan missi kebudayaaan menyebarkan Islam Nusantara yang rahmatan lil’alamin. Semoga lancar, manfaat dan berkah.

Penulis : Al-Zastrouw

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *