Seperti biasa sehabis sholat Subuh, Syaikhona Kholil Bangkalan mengajar kitab bagi para santri yang senior. Biasanya dimulai dari selesai sholat Subuh hingga waktu sholat Duha tiba, baru selesai. Tapi hari itu tak seperti biasanya. Tiba-tiba Syaikhona Kholil mempersingkat pengajiannya dan langsung menutup kitabnya.
“Pagi ini pengajian kitabnya singkat saja, karena saya akan kedatangan tamu dari Mekah, namanya Syekh Ali.” Kata Syaikhona Kholil.
Syekh Ali ini adalah cucu gurunya Syaikhona Kholil waktu nyantri/belajar di Mekkah.
Para santri hanya bisa manut. Saat itu belum ada alat komunikasi seperti handphone, tetapi sinyal Syaikhona Kholil sangat kuat menangkap pesan-pesan rahasia hidup yang tak dijangkau masyarakat umum. Itulah karomah Syaikhona Kholil, mengetahui sesuatu yang belum atau akan terjadi. Semua itu atas idzin Allah SWT.
“Siap, kyai.” Para santri segera membersihkan ruang tamu, halaman pesantren dan juga ndalem Syaikhona Kholil.
Setelah semua diselesaikan para santri, tamu agung itu datang di halaman pesantren. Syaikhona Kholil meyambut tamunya tersebut dengan hangat, senang, bahagia dan sangat menghormati tamunya tersebut, mengingat Syekh Ali adalah cucu guru beliau.
Syaikhona Kholil kemudian meminta santri khadamnya untuk mengambilkan tiga gelas untuk disuguhkan kepada tamunya tersebut dan masing-masing isi dari gelas itu adalah satu gelas air putih, satu gelas susu, dan satu gelas kopi.
Setelah siap, Syaikhona Kholil mempersilahkan tamunya untuk meminum apa yang telah disediakan. Selain itu, Syaikhona Kholil memberi isyarat kepada santrinya. Apabila nanti yang dipilih dan diminum Syekh Ali itu susu, maka Syekh Ali tidak akan lama tinggal di Indonesia, sebentar juga beliau akan segera kembali ke Mekah.
Tapi bila yamg dipilih dan diminum Syekh Ali itu air putih, maka beliau akan lama di Indonesia tapi tetap beliau juga akan kembali lagi ke Mekah. Dan apabila nanti yang dipilih dan diminum Syekh Ali itu kopi, maka Syekh Ali akan selamanya tinggal/mukim di Indonesia dan tidak akan kembali lagi ke Mekah.
Para santri pun penasaran dan menunggu Syekh Ali memilih dan meminum isi gelas yang mana. Para santri berharap Syekh Ali memilih kopi yang diminum supaya beliau tinggal selamanya di Indonesia, karena semakin banyak wali tinggal di bumi ini insya Allah keberkahan akan semakin bertambah..dan sekitarnya akan dijauhkan dari bala musibah oleh Allah SWT.
Dan Alhamdulillah, ternyata Syekh Ali milih kopi yang diminum.
Para santri pun bersorak gembira dengan mengucapkan ALHAMDULILLAAAH.
Syekh Ali tersenyum, tidak paham dengan soraknya para santri. Beliau menyangka itu adalah sebuah adat/kebiasa’an bersorak dalam menyambut tamu karena gembira.
Dan benar apa yang diisyaratkan Syaikhona Kholil, Syekh Ali tidak kembali lagi ke Mekah, beliau selamanya tinggal di Indonesia dan bermukim di Malang.
Itulah sebagian karomah Syaikhona Kholil l Bangkalan Madura, semoga kita selalu mendapat kucuran barokah dari beliau. (red)