Jum’at setelah Ashar, 23 Agustus 2019, di Musholla Pondok Al-Anwar, kajian Kitab Al-Arbain Fi Ushuliddin yang sebelum haji diampu oleh Syaikhona Maimoen Zubair, dilanjutkan kembali oleh putra bungsu, Syaikhina Idror Maimoen.
***
Teringat saat dulu masih ngaji di Pondok, Seringkali mendengar suara membaca ayat:
إن الله اصطفى آدم ونوحا وآل إبراهيم وآل عمران على العالمين، ذرية بعضها من بعض والله سميع عليم
Ayat ini sering dibaca oleh Syaikhona Maimoen Zubair sholat Isya’ dan Shubuh serta saat menjelaskan perbedaan Nabi dan Keluarga Nabi.
Imron memang bukan Nabi, akan tetapi keluarganya disebut urut dengan keluarga Nabi Ibrohim.
Imron pertama adalah suami dari Yukabad. Dari pasangan ini lahirlah Maryam, Nabi Harun dan Nabi Musa. Dari Keluarga Imron pertama ini muncul Nabi yang termasuk Ulul Azmi dan mendapatkan Shuhuf dan Kitab Suci Taurat, yaitu Nabi Musa.
Imron kedua adalah suami dari Hannah. Dari pasangan ini lahirlah Maryam yang dinadzari oleh Sang bunda untuk menjadi Muharrror. Ibunya menginginkan jabang bayi berjenis kelamin laki-laki, tetapi yang lahir justru perempuan. Hal itu diisyaratkan oleh Al-Qur’an dengan terbalik dalam perkataan sang bunda.
فلما وضعتها قالت رب إني وضعتها أنثى والله أعلم بما وضعت وليس الذكر كالأنثى
Yang semestinya adalah:
وليست الأنثى كالذكر
Bayi itu diberi nama Maryam yang kemudian diasuh oleh Nabi Zakaria dan ditempatkan di Mihrob. Inilah yang mulai dilupakan oleh orang modern dalam pembuatan masjid.
Masjid kuno dibuat mempunyai tiga ruangan di dalamnya, yaitu: ruang tengah sebagai pengimaman, sebelah kanan pengimaman (utara) sebagai tempat berkhutbah, dan sebelah kiri pengimaman (selatan) sebagai Mihrob tempat berkholwat (menyepi) untuk mengingat Maryam.
Maryam dianugerahi keturunan laki-laki tanpa ayah yang diberi nama Isa.
إنما المسيح عيسى ابن مريم رسول الله وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه
Dan Nabi Isa diberikan kitab Injil sebagai penyambung kitab Taurat.
Dibuka oleh Imron pertama sebagai Ayah Nabi Musa dan ditutup oleh Imron kedua sebagai Kakek Nabi Isa. Keduanya bukan dari keluarga Nabi, tetapi keluarga orang alim yang diberikan anugerah anak dan cucunya menjadi Nabi, Rosul serta Ulul Azmi yang mendapatkan kitab suci. Musa (107) diberi kitab Taurat (612/1007) dan Isa (141) diberi kitab Injil (94).
Penjelasan ini diangkat dari keterangan saat ngaji di Pondok dulu.
Sabtu Lagi, 23 DzulHijjah 1440 H/ 24 Agustus 2019 M.
Penulis: Kanthongumur, santri Sarang.