Membaca Sosok Prof KH Yudian Wahyudi

prof kiai yudian wahyudi

Dalam sepekan ini, Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. KH. Yudian Wahyudi Asmin sedang viral, baik media nasional bahkan International. Semua tertuju pada sosok Rektor terkait kebijakan cadar. Kali ini saya tidak mempersoalkan pro dan kontra, itu wajar dan alamiah.

Pada kesempatan kali ini, saya hanya ingin mengatakan bahwa hal tersebut adalah persoalan yang membuktikan bahwa Rektor mempunyai kapasitas yang kuat untuk membuat kebijakan. Bayangkan jika yang membuat kebijakan tersebut hanyalah orang biasa saja, pasti sudah hilang ditelan waktu alias tidak akan kuat melawan argumentasi dari kaum radikal. Bisa jadi fisik pun akan bermain sehingga sangat mengkhawatirkan keselamatan jiwa.

Bacaan Lainnya

Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Sang Rektor terbukti bisa mengakomodir konflik yang sedang terjadi, baik secara argumentatif maupun manajemen konfliknya. Ini membuktikan bahwa Rektor tidak main-main dalam perkara ini.

Rektor UIN Sunan Kalijaga sangat tegas dan rekam jejak keilmuannya juga jelas, menguasai khazanah keilmuan Timur dan Barat. Semua dikuasai, sehingga wajar jika mengeluarkan kebijakan mampu mengundang perhatian secara nasional bahkan international. Ini pasti sudah disiapkan beliau secara akademik, juga secara spiritual. Beliau itu sosok yang kuat secara spiritual, karena beliau seorang kiai yang maqomnya tidak diragukan lagi.

Selain memiliki Pesantren Nawasea, beliau juga punya Tarekat ‘Sunan Anbia‘ yang memiliki ciri khas amaliah yang tidak sembarangan. Sangat kuat dalam membentuk mental dan berani dalam menghadapi semua persoalan. Salah satu amalannya adalah Shalat Hajat, dan bahkan beliau setiap hari melakukan Shalat Hajat.

Keilmuan dan spiritual inilah yang tidak bisa dianggap sepele. Beliau mampu menggabungkan kekuatannya dalam gelar profesor dan kiai sekaligus. Ini yang membuat beliau disegani oleh kalangan intelektual dan agamawan.

Tidak perlu ragu bahwa beliau memang orang yang pantas bicara untuk persoalan kehidupan beragama yang semakin mengkhawatirkan dan penuh dengan manipulasi simbol keyakinan. Semua ini perlu dibongkar dengan seterang-terangnya tanpa ada prasangka. Inilah yang menjadikan beliau masuk dalam level ‘the higher level of trust’.

Untuk itu, tidak ada salahnya jika persoalan cadar ini akan berujung indah. Semua akan memiliki kesadaran yang tinggi, khususnya umat Islam di Indonesia bahkan dunia. Dari polemik ini akan muncul kesadaran dan introspeksi diri bagi umat Islam. Kita harus saling menjaga kebersamaan, sikap saling menghargai, dan semangat kerjasama yang kuat.Wallahu ‘Alam

Penulis: Braham Maya Baratullah, Dosen IIQ An-Nur Yogyakarta, Sekretaris Lembaga Dakwah (LD) PWNU DIY.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *