Mbah Moen, Saya Rasakan Ketenangan Batin Luar Biasa di Sarang

doa mbah maimoen

40 Hari Mbah Maimoen Zubair, saya meluncur ke Sarang.

Selama perjalanan saya merasakan ketenangan batin yang sungguh luar biasa, tak seperti biasanya, dengan merenungkan sosok piyantun seperti mbah Moen, suasana perjalanan menjadi hening, hati saya sejuk seperti disiram air cinta mengingat apa yang diteladankan mbah Moen. Perjalanan ini tenang tak ada truck besar maupun bus yang ugal-ugalan seperti biasa. Hanya ada mobil yang kami dahului dan mendahului bertuliskan “Rombongan Ziarah 40 Hari KH. Maimoen Zubair”.

Mobil yang disetir mas Ahmad Cholil Suyuthi melaju kencang, sesekali saya menghela nafas. Sampai di Sarang alam pikiran saya kembali diguncang kekaguman setelah melihat berbagai macam jenis manusia berlalu-lalang berjalan menuju pondok Al Anwar untuk bermunajat, berdoa dan berharap bisa memetik samudera berkah dari mbah moen. Dalam alam pikiran saya merenung, “MasyaAllah, seperti ini kharisma mbah Moen”. Mobil bus dan berbagai jenis mobil kendaraan, saya amati platnya dari berbagai daerah. Pikiran saya semakin tidak karuan. Bibir saya hanya bisa mengucapkan tasbih “SubhanAllah, Mbah Moen”.

Saya diajak mampir dirumah keluarga An Nawawiyah Tasik Agung yang kebetulan dekat dengan pondok Sarang. Mak deg, ternyata di dalamnya ada para kyai. Saya salim nyucup ikut duduk sendeku merunduk tak berani menatap wajah para kyai. “Alhamdulillah, saget dipun kempalaken poro kyai”, Jiwa saya kembali disiram air keteduhan kumpul bersama kyai.

Seluruh wilayah Sarang menggema dengan lantunan Tahlil dan Yasin. Para peziarah memenuhi wilayah Sarang, dengan duduk di gang-gang sekitar Pondok Al Anwar. Peziarah khusyuk melangitkan do’a dan juga syair “Sa’duna fiddunya, Fauzuna Bil Ukhro bikhodijah al Kubro wa Fatimah az zahra” dengan merdu yang meluluhkan hati.

Di malam ini, Saya merunduk, tak banyak doa yang saya panjatkan hanya “ya Allah, berikan kekuatan kepada kami untuk selalu menebarkan apa yang telah diteladankan oleh Mbah Moen, tentang cinta, tentang Islam, Tentang Nasionalisme. Jika kelak Engkau panggil kami, panggillah dalam keadaan khusnul khotimah, kumpulkan kami dengan orang-orang Sholih”.

Sarang, 14 September 2019

Penulis: Aris Shoimin.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *