Makam Guru Zuhdi Ramai Peziarah Bukti Kecintaan Masyarakat yang Tak Terbendung.
Makam Guru Zuhdi (KH Ahmad Zuhdiannoor) yang bertempat di kawasan Masjid Kota Citra Graha semakin banyak dikunjungi orang yang ingin berziarah, Sejak dikabarkan wafat pada 2 Mei 2020 lalu, sampai hari ini antusias warga terus meningkat untuk datang mengunjungi makam Guru Zuhdi. Kecintaan masyarakat terhadap beliau memang tidak terbendung sehingga tidak dapat dipungkiri jika semakin hari akan semakin ramai peziarah. Karena selalu banyak yang datang berdatangan untuk ziarah, relawan setempat memperketat penjagaan untuk menghindari lonjakan berkerumunnya warga ditengah situasi yang kurang kondusif.
Bagi warga yang berhalangan hadir saat pemakaman tentu akan berusaha datang untuk berziarah, namun situasi saat ini sangat tidak mendukung untuk adanya kerumunan dalam acara apapun, termasuk ziarah. Seperti yang diinformasikan kalselpos.com, Makam Guru Zuhdi akan kembali di buka bersamaan dengan dibukanya Makam Abah Guru Sekumpul.
Untuk membendung rasa rindu terhadap Guru Zuhdi, silahkan baca nasihat beliau, meski tidak cukup menjadi perlipur lara setidaknya kita selalu mengenang beliau dan menjadi saksi kecintaan beliau terhadap kelangsungan ajaran Rasulullah SAW. berikut nasihat Guru Zuhdi yang bisa kita kenang.
Ini tentang nasehat KH. Ahmad Zuhdiannoor (Guru Zuhdi atau Abah Haji) tentang menjalani hidup istiqomah. Menurut Guru Zuhdi, ada keadaan yang besar dan keberuntungan yang sempurna saat seorang hamba mendapat istiqomah.
Beruntunglah jika seorang hamba diberi dan mendapatkan istiqomah. Bukanlah apa-apa jika memiliki karomah namun belum diberi istiqomah. Segala kebaikan yang dikerja sekedar menjunjung perintah-Nya, bukan karena yang selain dari pada-Nya. Ini namanya istiqomah, melakukan segala kebaikan karena peduli dengan perintah orang, bukan karena kepentingan pribadi.
Sikap peduli dengan orang ialah modal dan pondasi mendapat istiqomah. Orang yang lebih mementingkan diri sendiri jauh dari istiqomah, ia akan membela habis-habisan nafsu dirinya. Saking membelanya dengan nafsu diri, adab dalam berdoa pun tak dimiliki. Ketidak-kabulan doanya, membuat ia melayangkan protes terlebih dahulu pada Allah Ta’ala. Tak pernah mendahulukan untuk mengerti Allah Ta’ala, memahami Allah Ta’ala.
Maka, selalu berusaha untung mengerti orang ialah pondasi istiqomah. Dengan mengerti dan memandang orang, dapat menembus memandang Tuhan. Jika diri yang dipandang, kapan memandang Tuhan? Kapan istiqomah didapatkan?
Orang yang menahan dan berusaha menghilangkan keegoisan diri, membuat kita mengerti & mau menerima apapun yang terjadi. Jika sebaliknya, marah dan memaksalah yang timbul dari dalam diri. Sabar ada batasnya terucap karena keberadaan ego dari dalam diri, masih ada pembelaan diri, lupa memandang dan menjunjung perintah Sang Ilahi.
Jika kita mampu memandang dan mengerti orang, maka kita pun mampu istiqomah di dalam kebaikan. Terbiasa memandang dan mementingkan diri, membuat kita lupa memandang Sang Ilahi. Hilangkan keegoisan diri dengan memperbanyak sholawat pada Nabi. Dengan sholawat kita memintakan rahmat dari Allah kepada Nabi, dengan begitu kita tidak mementingkan kepentingan pribadi.
Belajarlah melihat orang, biasakanlah memandang orang, jangan dibiasakan memandang diri, jangan dibiasakan mementingkan diri sendiri. Jangan!
Mudahan kita selalu mementingkan orang sebelum mementingkan diri, agar timbul istiqomah yang suci. Mudahan kita selamat duni akhirat bauntung hidup dan mati membawa makrifat yang sempurna qabul segala hajat husnul khotimah.
Wallahu A’lam bish showab.
Penulis: Ustadz Zakaria Banjarmasin.
_____________________
Semoga artikel Makam Guru Zuhdi Ramai Peziarah Bukti Kecintaan Masyarakat yang Tak Terbendung dapat memberikan manfaat dan keberkahan bagi kita semua. amiiin..
Artikel terkait baca di sini
simak juga video terkait di sini