Kontribusi Pesantren Al Anwar Sarang dalam Membangun Masyarakat Jawa Tengah

Oleh: Dr H Jamal Ma’mur Asmani, dosen IPMAFA Pati.

Salah satu karya hebat KH Maimoen Zubair adalah merintis dan mengembangkan PP Al Anwar Sarang sehingga menjelma menjadi salah satu pusat kajian kitab kuning di Pantai Utara (Pantura) Jawa.

Otoritas keilmuan KH Maimoen Zubair, karakternya yang menyenangkan, dan kedalaman spiritualnya menjadi magnet bagi para santri untuk thalabul Ilmi. Hal ini juga tidak lepas dari reputasi Sarang yang sudah menjadi magnet santri dalam thalabul ilmi sejak era generasi awal.

Namun magnet terbesar thalabul Ilmi kepada KH Maimoen Zubair adalah outputs (متخرجين) PP Al Anwar yang tampil sebagai ulama-ulama dan tokoh berpengaruh di tengah masyarakat dalam kajian kitab kuning yang semakin langka dan dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam yang menebarkan Islam Rahmatan Lil-Alamin.

Mereka banyak yang menjadi Pengasuh Pondok Pesantren yang membawahi lembaga pendidikan diniyah dan formal. Mereka punya banyak santri dan jamaah masyarakat yang selalu menunggu petuah dan mauidhah hasanahnya.

Mereka menjadi tokoh kunci di lingkungannya masing-masing karena kapasitas keilmuan, akhlak, kemampuan manajemen, dan relasi antar alumni yang kuat.

Bukti kongkretnya adalah tampilnya KH Taj Yasin Maimun sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah. Hal ini tidak lepas dari soliditas santri dan alumni PP Al Anwar khususnya dan Sarang pada umumnya.

Harap diketahui bahwa santri Sarang tidak terikat ngajinya dengan satu kiai atau satu guru. Hebatnya Sarang adalah para santri bisa moving dari satu pesantren ke pesantren lain dalam rangka thalabul Ilmi. Santri PP MUS (Ma’hadul Ulum As-Syar’iyyah) belajar di PP Al Anwar atau PP MIS (Ma’hadil Ilmi As-Syar’i), dan begitu sebaliknya. Lalu lalang santri dalam mengaji ini melahirkan solidaritas dan kohesivitas sosial santri yang kuat.

Ketika ada forum Bahtsul Masail, maka perdebatan sengit tidak terelakkan antar Pondok Pesantren di Sarang. Al Anwar, MUS, MIS, Al-Hidayah, dan lain-lain saling menguatkan dan mengalahkan dalam debat argumentasi sesuai ta’bir yang Ada dalam kitab kuning.

Hebatnya, di luar forum Bahtsul Masail, mereka bersahabat, dekat, akrab, saling melempar joke, dan terlihat akur luar dalam. Namun, ketika masuk dalam forum Bahtsul Masail mereka berlomba-lomba dalam kebaikan.

Keakraban tidak menghilangkan kritisisme dan dinamisme dalam berpikir. Mereka menjadi pemikir independen dalam membaca, memahami, dan mengkontekstualisasikan kandungan kitab dengan realitas sosial.

Dalam forum Bahtsul Masail di Jawa Tengah, bisa berubah seperti reuni bagi para alumni Sarang Dan Al Anwar khususnya. Mereka mewakili Cabang dan Pondok Pesantren dalam Bahtsul Masail yang diadakan PWNU Jateng. Alumni Al Anwar dan Sarang juga terlibat dalam forum Nasional di Muktamar, Munas dan Konbes NU.

Di Jawa Tengah, para alumni Al Anwar dan Sarang umumnya menjadi Pendekar Bahtsul Masail. KH Ahmad Sya’roni dipercaya sebagai Katib Syuriyah PWNU Jateng, KH Abi Jamrah lama menjadi Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PWNU Jateng dan sekarang Naik di posisi Wakil Katib Syuriyah PWNU, Kiai Zaenal Amin menjadi Ketua LBM NU Jateng, KH Faishol Muzammil sebagai Wakil Ketua LBM NU Jateng, dan lain-lain.

Di Pati Jawa Tengah, alumni Sarang dan Khususnya Al-Anwar bertebaran di mana-mana sebagai tokoh agama dan Masyarakat. KH Ali Mashar, KH Minanurrahman, Kiai Abdurrahman Adam, KH Syujai, KH Faishol Muzammil, KH Saifurrahman, dan KH Abdullah Umar Fayumi adalah alumni Sarang yang diakui kedalaman ilmu dan dedikasinya bagi masyarakat.

Mengikat Jejaring, Mengkongkritkan Program

Jejaring alumni PP Al Anwar dan Sarang saat ini dalam tahap konsolidasi internal yang bagus, khususnya pasca tampilnya KH Taj Yasin Maimoen Zubair sebagai Wakil Gubernur Jawa Tengah.

Sudah saatnya Jejaring alumni PP Al Anwar dan Sarang menetapkan program prioritas, baik di level masyarakat atau birokrasi untuk mendukung program pemerintahan Ganjar – Gus Taj Yasin Maimoen.

Di samping itu, kolaborasi dengan alumni pesantren lain juga harus digalang karena saat sekarang inilah momentum kebangkitan santri yang harus didukung seluruh elemen masyarakat.

Semoga alumni PP Al Anwar dan seluruh pesantren bisa saling bekerja sama dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara demi terciptanya baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, amiin Yaa Rabbal Alamiin.

Mekah, 25 Dzulhijjah 1440 / 26 Agustus 2019 Pukul 11.00 Siang WAS

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *