Kisah Kiai Ceret dengan 5 Pesantren Mengontrak Rumah

Kisah Kiai Ceret dengan 5 Pesantren Mengontrak Rumah

Kisah Kiai Ceret dengan 5 Pesantren Mengontrak Rumah.

Siang ini tamu istimewa datang memberkahi gubuk saya. Beliau adalah Gus Mustafid pengasuh PP Aswaja Nusantara Mlangi, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sempat berkisah tentang pondoknya yang di luar Mlangi. Beberapa rumah dikontrak lalu dijadikan pondok pesantren. Itulah yang menjadikannya disebut sebagian kalangan dengan kiai ceret. Ceret (wadah air) itu marani (mencari) gelas. Demikian pula Gus Tafid jemput bola mendirikan pesantren di sekitar kampus umum seperti UGM dan lain sebagainya.

Saat ini ada lima komplek pesantren di sekitar kampus yang berasal dari mengontrak rumah. Ada komplek Sendowo yang hanya 300-400 meter dari UGM. Kemudian, komplek Sulawesi, komplek Jakal dan komplek Plemburan, yang cukup dekat dengan UGM, UNY, UPN, UII Ekonomi, atau UTY. Di sekitar UIN Jogja, ada kompleks Baciro.

Tentu alasan disebut sebagai kiai ceret bisa diterima. Banyak kiai yang berceramah di berbagai tempat yang juga bisa dikatagorikan kiai ceret.

Gus Tafid berkata bahwa berangkat dari penelitian di sekitar UGM saja ada 6 pondok non NU yang sudah berdiri dan tanpa mengontrak. Tentu ini perlu diimbangi. Kampus negeri menjadi arena atau front pertarungan antar kelompok keagamaan dan ideologi untuk merebut basis generasi muda Indonesia. Maka didirikan pesantren di sekitar kampus yang kemudian menjadikannya disebut kiai ceret.

Secara khusus inovasi pesantren model ini didisain untuk menciptakan atmosfer akademik yang mensinergikan tradisi intelektual dan nilai nilai pesantren dengan tradisi kampus, serta menempa leadership santri-mahasiswa.

Baru baru ini santri Gus Tafid bisa memenangi pemilihan Presiden BEM UGM. Beberapa santri lainnya juga keluar negeri dalam konteks prestasi akademik.

Semua kiai apik, yang gak apik adalah mantan kiai (langsung teringat buku “Mantan Kiai meluruskan Ahli Bid’ah”)

Demikian kisah Kisah Kiai Ceret, semoga bermanfaat. Semoga bermanfaat bagi kita semua, baik selama di dunia maupun kelak ketika di akhirat. Amin

Penulis: Dr KH Ainur Rofiq Al Amin, Pesantren Tambakberas Jombang.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *