Oleh: Wasna Arif Mahmudi, Penikmat Kajian Keagamaan, Tinggal di Bantul
Tersebutlah seorang lelaki yang shalih bernama Syaikh Hasan bin Shalih. Ia memiliki budak perempuan yang masih muda.
Syaikh Hasan bin Shalih dan budak perempuannya memiliki kebiasaan yang sangat luar biasa dalam mengisi ibadah di malam hari. Setiap malam, mereka berdua selalu semangat melaksanakan ibadah di malam hari mulai sehabis Isya sampai terbit fajar.
Pada suatu saat, Syaikh Hasan bin Shalih menjual budak perempuannya. Karena sebagai budak, perempuan muda tersebut hanya bisa mengikuti perintah tuannya.
Ditempat tuan yang baru perempuan ini tetap melakukan kebiasaan ibadah malam seperti kebiasaan ketika bersama dengan Syaikh Hasan bin Shalih, yaitu dengan penuh semangat mengisi malam hari dengan ibadah mulai setelah Isya sampai terbit fajar.
Berhari-hari bersama tuan yang baru, budak perempuan merasa tidak nyaman dengan kebiasaan tuanya yang baru. Tuannya yang baru tidak pernah mengisi malam harinya dengan ibadah. Sehingga si budak perempuan memberanikan diri berkata kepada tuannya, “Wahai penghuni rumah mari bangun! Wahai penghuni rumah mari mengerjakan shalat malam!” Ajakan budak perempuan ini dijawab oleh para penghuni rumah yang tiada lain adalah tuanya “Kami tidak akan bangun sampai terbit fajar”.
Mengalami kondisi seperti itu, budak perempuan mengadu nasibnya kepada Syaikh Hasan bin Shalih, “Wahai Syaikh, engkau jual diriku kepada keluarga yang selalu memuaskan seluruh malam harinya dengan tidur. Saya khawatir akan menjadi malas beribadah malam karena menyaksikan tidur mereka.”
Mendengar pengaduan mantan budaknya, Syaikh Hasan bin Shalih kemudian segera menarik kembali kepemilikan budak perempuan tersebut, karena rasa belas kasih dan untuk memenuhi hak budak perempuan itu.
Sungguh luar biasa, perjuangan seorang budak tersebut untuk bisa selalu Istiqomah melaksanakan ibadah di malam (qiyamullail).
Syaikh Ibrahim bin Adham ditanya oleh seorang laki-laki, terkait resep supaya bisa melakukan ibadah di malam hari, Syaikh Ibrahim bin Adham menjawab “Janganlah engkau melakukan maksiat di siang hari, Allah akan mengharapkanmu di sisi-Nya di malam hari, karena sesungguhnya berada disisi Allah SWT di malam hari adalah sebuah kemuliaan dan orang yang bermaksiat tidak berhak mendapatkan kemuliaan itu.”