Kiai Zainal Abidin Munawwir Krapyak Tidak Suka Jimat.
Sebenarnya yang terlintas di pikiran saya tadi malam itu mau menulis besok pagi tentang Simbah Kiai Haji Zainal Abidin Munawwir tentang “akik”. E…. nDilalah, jam 24.05 tadi malam saya melihat ada akik di tangan Simbah Kakung. Barusan beliau menerima hadiah akik bergambar putri. Tentu saja menyinggung simbah, walaupun saya tahu kira-kira akik itu di tangan simbah tidak lebih dari tujuh hari.
Dua benda – akik dan jimat itu- dua yang termasuk yang tidak disukai Kiai Zainal. Hanya saja akik ada yang bisa dipakai, sebab memang disunnahkan.
Kalau jimat, sama sekali Kiai Zainal gak suka. Malah perintahnya, buang saja… buang… ngreged-ngregedi (mengotori).
Maksudnya, jimat itu bisa mengotori iman. Apalagi yang memakai adalah mereka yang gak tahu tentang Islam, atau etika berjimat. Pasti, mereka itu sebenarnya punya perasaan bahwa jimat itu yang menyebabkan dia ampuh alias sakti.
Bagi yang mengerti, barangkali masih dapat ditolerir, sebab dihatinya Allah tetap bersemayam: jimat sekedar lantaran. Yang tidak tahu, tentu di hatinya, sebab dengan jimat itu ia ditembak tidak mempan (tidak membekas sasaran sama sekali). Sebab jimat itu, ia selamat tidak dikonangi (dilihat) orang. Sebab jimat itu ia jadi ampuh. Ini kan berbahaya.
Oleh karena itu, Kiai Zainal berpesan: buang saja, mengotori iman!
Ingat, Rasulullah SAW di medan Uhud darah mengucur, di Thaif berlumuran darah. Kalau gitu, apa Rasulullah kurang ampuh ya?
Ah… Anda itu… bisa-bisa aja…
Allahu yarham,
Demikian kisah Kiai Zainal Abidin Munawwir Krapyak Tidak Suka Jimat, semoga manfaat.
Krapyak, 29-03-2015