“Barusan dapat kabar duka dari Krapyak, Kiai Munawwir Abdul Fattah -biasa disapa Pak Awing- kapundut. Inna lillahi wa inna ilayhi roji’un.”
Demikian ditegaskan alumnus Pesantren Krapyak, Zia Ul Haq kepada Bangkitmedia.com, Kamis (27/12).
“Satu dari sekian banyak hal yang kusesali -sebagai kru media Al-Munawwir- adalah belum sempat berlama-lama ngangsu kawruh kepada beliau, utamanya tentang pengalaman beliau selama ngaji bersama Mbah Ali, perkembangan pondok Krapyak, dinamika Nahdlatul Ulama, dan segala hal tentang dakwah kemasyarakatan yang beliau lakoni. Persis perasaan sesal yang sama ketika Kiai Ali As’ad juga kapundut dua tahun lalu,” tegasnya.
“Satu hal yang bisa kuserap dari dua kiai aktivis jebolan Krapyak ini adalah semangat literasinya yang tinggi. Pak Awing sudah menelorkan banyak karya. Salah satunya -mungkin yang terakhir- diterbitkan oleh Yik Muhsin Basyaiban,” lanjutnya.
Awal tahun besok, lanjut Zia, rencananya akan disowankan naskah kisah-kisah tentang Mbah Kiai Zainal yang ditulis Pak Awing di laman facebooknya. Sambil hurmat haul Hadratussyaikh Kiai Munawwir.
“Namun beliau kini sudah kapundut pulang ke hadirat Maulanya. Kini kubaca ulang naskah penuh rasa itu, dan tak terasa sudut mataku mengembun. Lahum al-Fatihah,” pungkas Zia.
Sementara itu, Muhsin Muhammad Basyaiban dari Penerbit Layar, DI. Yogyakarta mengisahkan bahwa selama berkerja sama dengan Pak Wing, kesan tentang PAk Wing adalah sosok yang sangat ramah dan murah senyum.
“Saya ketika sowan kepada beliau, banyak berbincang dengan bahasan yang ringan dan beliau pun secara khusus juga mensupport saya dalam berkarya dan menerbitkan buku-buku agama. Saya sendiri tak sungkan-sungkan minta petuah kepada beliau tentang dunia penerbitan, lantaran beliau selain Kyai juga seorang penulis yang sudah “kenyang” dengan pengalaman,” tegas Habib Muhsin.
“Saya masih ingat beliau pernah curhat ke saya pribadi. Kata beliau, “Bib, doakan saya lagi merintis pondok Quran khusus anak-anak.” Lalu saya menimpali, “Maaf Kyai, bangun pondoknya pendanaannya itu dari mana.” Lantas dengan jawaban santai dan senyum sumeringah beliau menjawab, “Dananya LILLAHI TA’ALA saja.” Masya Allah, begitu mensiratkan keikhlasan dan kepasrahan penuh kepada Sang Khaliq, Allahu ta’ala. Dan kini beliau pun telah berpulang keharibaan Allah,” lanjutnya.
Penerbit Layar sendiri, kata Habib Muhsin, tahun 2015 telah menerbitkan karya Kiai Munawir AF berjudul “LAHIR, KHITAN, MENIKAH, MENINGGAL” dan buku tersebut pun kini sudah habis dipasaran. (am)