Kami mengetahui sosok beliau dari keluarga Pakdhe kami (kakak dari ibu) yang rata-rata alumni dari pesantren beliau, Sarang. Bahkan nama putra pertama Pakdhe kami, adalah Maemun bin Nuruddin Qosim.
Saat ini, Mas Maemun adalah kiai muda ahli fikih yang tinggal di Bali. Beliau jadi Katib Syuriyah PWNU Bali, setelah sebelumnya di Ketua LBM-NU nya.
Putra Pakde menyatakan bahwa yang layak berfatwa di antara para ulama ahli fatwa lainnya (dan tentu hingga kini) adalah Syaikh Maemun Zubair. Bidang utama beliau adalah tafsir dan fikih.
Di suatu momen kepanitian Haul Syaikh Bisri Syansuri (Rais ‘Aam pengganti Syaikh Wahab Hasbullah), kami sowan ke Syaikh Maemun dan menyaksikan betapa banyaknya masyarakat yang mendengarkan uraian tafsir beliau. Ketika itu kami juga sowan ke Kiai Kholil Bisri Rembang.
Tentu ada banyak karya beliau. Yang kami sempat baca adalah kitab tentang para mujaddid, dalam bahasa Arab, karya beliau. Mengurai para pembaharu dalam Islam.
Beliau juga memberi pengantar dalam bahasa Arab, antara lain kitab an Nusus Al Islamiyyah karya Syaikh Faqih Maskumambang yang diterbitkan ulang atas buah pikir Kiai Abdul Aziz Masyhuri. Juga ada karya Syaikh Mahfudz tentang Nabi Khidir. Dalam pengantarnya Syaikh Maemun Zubair mengantarkan dengan penuh mendalam sosok Nabi Khidir.
Penulis: KH M Yusuf Suharto, Pengajar Pesantren Denanyar Jombang.