KH A Mu’adz Thohir, salah satu guru Perguruan Islam Matholi’ul Falah (PIM) Kajen Pati, atau dikenal Mathole’. Kiai Mu’adz sosok guru yang segar ilmu dan wawasannya. Saat itu, beliau mengampu pelajaran psikologi. Beliau menguasai teori-teori psikologi dan mampu menganalisis persoalan individu dan sosial dengan perspektif psikologis.
Kemampuan bahasa Inggrisnya bagus, sehingga beliau mampu mengakses ilmu dari berbagai referensi dalam bahasa Inggris. Ketika jam ngajar beliau tiba, murid kangen karena puas terhadap cara pandangnya dan joke-joke segar yang selalu membuat suasana kelas ger-geran.
Tidak ada yang mengantuk ketika Kiai Muad mengajar, karena beliau sangat menguasai kelas, menguasai materi, dan model pengajarannya interaktif-dialogis, tidak monolog satu arah.
Murid didorong untuk berani bertanya dan beliau akan menjawab pertanyaan dengan cerdas dan memuaskan dahaga keilmuan murid. Beliau di kelas selalu menceritakan update buku terbaru yang dibaca untuk memotivasi murid supaya punya ghirah membaca. Beliau mencontohkan KH MA Sahal Mahfudh yang selalu gemar membaca, meskipun ilmunya sudah nyegoro (tabahhur).
Membaca akan menambah ilmu, wawasan, dan pemikiran. Membaca menjadi jendela dunia yang akan menyematkan cita-cita tinggi bagi pembacanya. Ia akan larut dalam pemikiran besar para penulisnya dan terbawa dalam dunia idealisme yang melahirkan semangat dan optimisme dalam mengarungi hidup.
Kiai Mu’adz juga sosok organisator ulung. Beliau pernah menjadi Ketua Tanfidziyah PCNU Pati, Wakil Ketua PWNU Jateng, dan A’wan Syuriyah PBNU.
Belajar membaca, otodidak (self study), berorganisasi, dan berwirausaha dari Kiai Muad menjadi impian murid-muridnya. Kemampuan berorasi di depan publik yang memukau semakin menyempurnakan keistimewaan beliau dalam ranah sosial.
Sudah lama Kiai Mu’adz membimbing para santri pada Ahad pagi dalam pengajian Tafsir Al Ibriz karya KH Bisri Mustafa Rembang. Jamaah pengajiannya dari Pati, Jepara, Kudus, dan lain-lain. Beliau sosok dermawan sehingga santri-santrinya Ahad pagi diberi makan.
Hal ini mengingat saya pada guru saya di Jombang, yaitu KH A Mustain Syafii. Menurut beliau, murid adalah ibarat gadis yang menarik guru. Muridlah yang membuat guru bisa mengajar, mengamalkan ilmu, sehingga murid-murid harus dihormati dan dimuliakan. Subhanallah.
Penulis: Jamal Ma’mur Asmani, alumni Mathole’.
Kangen Beliau2…