Ketika Kiai Sahal Mahfudh Datangi Acara Pernikahan Santri

kiai sahal resepsi

Tahun 2007, saya menghadiri acara resepsi pernikahan temen Mas Abdul Halim Gandong Pasucen Trangkil, tetangga, alumnus PIM, sekamar di Pondok Raudlatul Ulum Kajen. Ia Menikah dengan Mbak Nafisah, alumnus PIM asal Pondok Pesilba Kajen, asuhan Hj. Nafisah Sahal.

Akad nikah berlangsung di masjid Blingo Jepara, dekat rumah mempelai perempuan. Alhamdulillah Kiai Sahal datang langsung untuk menikahkan pasangan ini. Akad nikah berjalan dengan khidmat.

Setelah akad nikah, acara diteruskan dengan resepsi. Ketika Kiai Sahal berjalan menuju tempat resepsi, ternyata keluarga tidak menyiapkan tempat khusus di rumah, karena rumah penuh dengan jajan dan tamu.

Akhirnya Kiai Sahal duduk di kursi sebagaimana umumnya para tamu. Beliau tidak canggung dengan perlakuan ini. Ketika tidak ada orang yang berani menemani Kiai Sahal, saya memberanikan menemani beliau supaya beliau tidak sendirian. Kami sempat berbincang banyak Hal. Kiai Sahal menceritakan dakwah beliau dalam memberdayakan masyarakat dengan menghidupkan BPPM (Biro Pengembangan Pesantren Dan Masyarakat) yang menjalin kerjasama ke dalam dan luar negeri.

Yang membuat saya kagum adalah beliau sama sekali tidak merasa orang besar meskipun jabatannya saat itu adalah Rais Aam Syuriyah PBNU dan Ketua Umum MUI Pusat ketika harus duduk dengan para tamu pada umumnya dengan meja melingkar yang dipenuhi banyak jajan sebagaimana resepsi pada umumnya.

Beliau memang tidak ingin dihargai, karena orang yang merasa dirinya berharga justru tanda orang yang kurang baik. Orang baik adalah orang yang merasa dirinya banyak kekurangan dan dosa. Orang merasa dirinya lebih unggul dari orang lain adalah kesombongan yang justru menjadi kekurangannya.

Semoga kita bisa meneladani Kiai Sahal yang merasa dirinya tidak unggul dari orang lain, rendah hati, egaliter, dan menghormati orang lain dengan penuh sopan santun.

من تواضع رفعه الله ومن تكبر وضعه الله

الي روح شيخنا ومرب روحنا العالم العلامة الحاج محمد احمد سهل محفوظ ووالديه ومشايخه الفاتحة … امين

(Penulis: Jamal Ma’mur Asmani, Dosen IPMAFA Pati)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *