Keberanian Dua Aqil Sirajd yang Membuat Gempar

Dua Aqil Sirajd

Abuya Jafar Shadiq Aqil Siroj (Alm) dan Abuya Said Aqil Siroj adalah dua putra dari Kiai Aqil Siroj, Ponpes Khas Kempek Cirebon. Keduanya memiliki keberanian dan ketegasan yang hampir sama. Di mata para santrinya, benar-benar tidak ada rasa takut dalam diri mereka, selagi urusannya masih dengan manusia. Bagi keduanya, hanya Allah yang perlu ditakuti.

Di ranah publik, utamanya kepada pemerintah, yang baginya tidak adil, Abuya Jafar selalu mengkritik keras, sekalipun pada hal-hal sepele. Suatu hari kala Penulis masih mengaji Alfiyah kepada Abuya Jafar, Abuya bercerita kepada kami, santri Kempek saat itu, bahwa beberapa Kiai di Cirebon telah diberi sarung oleh Gubernur Aher pada masanya. Namun, sarung yang diberikan Gubernur kepada Buya Jafar lebih bagus daripada sarung-sarung yang ia beri kepada kiai-kiai lain. Sontak saja, Abuya dengan nada tegas dan berani berkomentar di depan Gubernur, “Saya tidak terima sarung ini jika kiai-kiai lain dikasih sarung yang lebih jelek dari sarung yang diberikan ke saya!”, harus sama semua, dong, Pak!”. Ceritanya kepada kami saat dalam kelas dengan nada tegas khasnya.

Keberanian Abuya Jafar Shadiq juga kami rekam ketika beliau cerita kepada kami kala beliau menjabat MUI Cirebon. Beliau dengan berani mengkritik keras pejabat-pejabat MUI di lingkungannya, dikarenakan kinerja yang kurang memuaskan. Bahkan suatu waktu, ketika di Kempek baru mengadakan Musyawarah Nasional (MUNAS) NU, di depan ratusan pejabat pemerintah, menteri, ulama se-Indonesia, dengan membanggakan kerja keras santrinya, beliau menegaskan kepada Ketum PBNU, untu menunjukkan bahwa santri-santrinya sudah bekerja keras demi NU, “Munas ini adalah kerja keras saya!, Said Aqil akan gagal dan malu jika bukan karena perjuangan pondok ini!. Walau Kang Said Ketua NU, tapi kepala tidak akan lebih rendah dari punggung”, pungkasnya dengan nada menekan.

Pernyataannya itu memberi maksud bahwa ketegasan dan keberaniannya disampaikan kepada siapa saja, sekalipun itu kepada Adik Kandung sendiri. Prinsip ketegasannya bukan karena kepentingan individu atau pondok atau kelompok tertentu, tetapi karena kebenaran. Betapa objektifnya.

Betapa banyak sekali keberanian Abuya Jafar Shadiq yang super hebat yang sempat kami rekam kala masih menimba ilmu kepadanya. Misalnya lagi, yang berhubungan dengan pondok dan santri, beliau enggan mau dan akan ‘marah’ ketika ada santri yang tidak rapih dalam berpakaian. Bahkan, pengurus pondok pun tidak jarang ‘dimarahin’ karena satu saat ada ‘ketidakbecusan’ mengurus para santri, “Kalian ini santri. Wajib rapih. Wajib wangi. Wajib bersih. Pengurus juga harus intens mengontrol santri. Kalau tidak mau rapih, tidak boleh mondok!. Pengurus harus peduli kepada santri secara total!”.

Tidak berbeda dengan kakaknya, adalah adiknya, Abuya Said Aqil Siradj. Hampir semua orang Indonesia mengenal ketegasan dan keberanian Ketum PBNU itu, bahkan tidak jarang ada yang menganggapnya sebagai ‘kekurangsopanan’ seorang Kiai. Namun bagi kami, santrinya, itu merupakan sikap ketegasan dan keberanian Abuya dari dulu, yang, memang tidak lain karena beliau tidak pernah takut kepada siapapun, selain Allah. Selagi bagi dirinya benar, dan berasaskan dalil, maka ia akan sampaikan, meski semua orang tidak setuju. Begitupun pada hal yang batil, beliau akan kekeuh mengatakan itu salah, sekalipun semua orang setuju dan membetulkannya.

Cukup banyak pernyataan-pernyataan Abuya Said, yang, mungkin sebagian orang terkaget-kaget dibuatnya. Adalah saat ramai Gerakan 212 yang hendak demo di Monas dua tahun silam. Ketika hampir semua umat Islam setuju dengan aksi itu, Abuya Said dengan tegas menyatakan untuk menolak, “Tidak!, orang NU tidak boleh demo! Kalau ada pun, jangan pakai atribut NU!”. Ungkapannya ini yang membuatnya dicap kafir para pembencinya, dan dituduh sebagai pendukung penista agama.

Kepada pemerintah pusat pun tidak jarang ia mengkritik demi bangsa. Satu saat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (KEMENDIKBUD) mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PERMEN) agar semua sekolah di Indonesia menerapkan sistem Full-Day School/sekolah dalam waktu penuh, pagi hingga sore. Kiai Said mengkritik tegas dan sangat tidak setuju dengan itu karena menurutnya, dengan sistem Full-Day, Madrasah-madrasah yang selama ini telah berperan di Masyarakat akan hilang. “Tidak. Saya dan NU menolak sekolah Full-Day School!, Sampai kapanpun saya akan perjuangkan agar Full-Day School tidak diterapkan, dan PERMEN harus dibatalkan oleh Presiden!”.

Pernyataan yang sedang heboh sekarang ialah terkait Khatib Jumat, Kantor Urusan Agama (KUA), penceramah, hingga Menteri Agama (MENAG) harus dari NU. Yang esensi sebenarnya adalah Abuya Said ingin memotivasi para kader NU agar tempat-tempat berdakwah, KUA, dan bahkan kementerian Agama harus dari orang NU, sebab mereka harus mengaplikasikan prinsip syuhudan diniyyan di segala lini. Selain itu juga karena selain NU banyak menganggap bid’ah amalan-amalan Khatib, KUA dan Kemenag. Sehingga perlunya orang NU mengambil semua peran itu. Pernyataannya itu kemudian menimbulkan pro-kontra di masyarakat. Bahkan, sekelas MUI pun protes agar Abuya Said menarik ucapannya. Namun dengan tegas ia menjawab, “Tidak!, Saya tidak akan menarik ucapan saya!. NU bukan bawahan Majelis Ulama (MUI), bukan!. Nggak ada hak perintah-perintah saya!”.

Sesungguhnya, ada makna tersirat yang sangat mendalam atas ucapan-ucapan dua Aqil Siroj di atas, yaitu, apa yang keduanya ungkapkan tidak lain ingin mengajarkan kepada kita bahwa tidak perlu ada yang ditakuti di dunia ini, selain Allah. Manusia semuanya memiliki kekurangan. Bagi Abuya Said dan Abuya Jafar, selagi apa yang diucapkan adalah kebenaran, meski semua orang tidak setuju, keduanya akan tetap menyampaikannya dengan tegas dan berani, kepada siapapun itu, apapun konsekuensinya. Sebaliknya, bagi keduanya, jika sesuatu dianggap salah sesuai dalil yang ada, meski semua orang setuju, beliau berdua akan katakan dengan berani bahwa itu salah, meski semua orang menganggapnya benar.

Semoga Allah menjaga keduanya.

Alfatihah..

 

Penulis: Lufaefi, Santri Bontot Alm. Abuya Jafar Shadiq Aqil Siroj (Cp. 08977854425).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *