KH A Mustafa Bisri mencontohkan beberapa ulama yang layak diteladani:
1. KH Syahid Kemadu
KH Syahid menghormati manusia atas dasar orangnya, bukan baju yang digunakan. Semua tamu yang datang dihormati, dihargai, dan dijamu dengan penuh keikhlasan. Ketika pulang, tamu tersebut diberi oleh-oleh. Jika musim panen padi, ya diberi padi.
Penghormatan ini dilakukan terhadap semua orang lintas sektoral, termasuk kepada sekte Tionghoa.
2. KH Hamid Pasuruan
Kiai Hamid menghormati tamu dengan sepenuh hati. Amplop yang diberikan orang pindah kepada orang lain dengan ringan tanpa berat di hati.
Berbagai tamu dengan kepentingan yang berbeda-beda berduyun-duyun sowan Kiai Hamid untuk mendapatkan petunjuk dan bimbingan dalam menghadapi berbagai masalah hidup.
3. KH Abdullah Zain Salam
Mbah Dullah menjadi rujukan semua orang lintas sektoral. Mbah Dullah memosisikan diri sebagai pendengar yang baik. Mbah Dullah suka bertanya banyak hal kepada tamu.
Mbah Dullah kemudian mendengarkan keterangan dan penjelasan yang disampaikan tamu. Oleh karena itu, meskipun Mbah Dullah tidak menonton tivi dan bermedia sosial, tapi Mbah Dullah memahami banyak masalah dengan perspektif yang kaya.
4. KH Basuni
Mertua Gus Mus ini setiap hari melihat nama-nama orang yang sakit di rumah sakit, kemudian memberitahu teman dan tetangga untuk membesuk mereka.
Semua orang yang ditemui meskipun tidak dikenal diminta turun untuk sekedar minum. Kiai Basuni begitu peduli kepada mereka.
Ketika Kiai Basuni wafat, orang lintas golongan berbondong-bondong memberikan penghormatan terakhir.
Bahkan, makamnya dijaga selama 40 hari supaya tidak diganggu orang, seperti membuat jimat, dan lain-lain. Penjagaan 40 hari ini atas perintah Kiai Syahid yang mengatakan bahwa jenazah Kiai Basuni istimewa.
Leteh Rembang,
Rabu, 5 Desember 2018
(Penulis: Jamal Ma’mur Asmani, IPMAFA Pati)