Berita NU, BANGKITMEDIA.COM Indahnya Gus Muwafiq Mainkan Gitar Bersama Menaker Hanif Dhakiri
JAKARTA- KH Ahmad Muwafiq atau yang akrab dipanggil Gus Muwafiq dari Yogyakarta ternyata seorang kiai yang juga ahli memainkan gitar. Sosok kiai yang ahli dalam sejarah Islam ini memainkan gitar bersama dengan Menteri Ketenagakerjaan(Menaker) M Hanif Dhakiri saat acara buka puasa bersama Menaker di Jakarta, Senin (28/05).
“Selain alim dalam ilmu agama dan berdakwah, ternyata Jannur Ahmad “Gus Muwafiq” juga bisa genjreng gitar dengan baik yang berakhir dengan duet bareng Menaker M.Hanif Dhakiri,” demikian yang ditulis dalam akun facebook Menaker M Hanif Dhakiri, Rabu (30/05).
Saat memainkan gitar itu, Gus Muwafiq terlihat sangat lihai dan memukau. Riuh tepuk tangan para jamaah terlihat sangat menikmati duet indah Gus Muwafiq dan Pak Menteri.
Dalam berbagai kesempatan pengajiannya, Gus Muwafiq selalu mengajarkan umat untuk selalu bisa memahami sejarah Islam di Nusantara, termasuk bagaimana musik memainkan peran penting dalam mendakwahkan Islam yang dibawa Wali Songo. (mm)
____________________
BONUS ARTIKEL TAMBAHAN Indahnya Gus Muwafiq Mainkan Gitar Bersama Menaker Hanif Dhakiri
Nasi Slametan atau Berkat, Punya Cita Rasa Khas
M Ainul Yaiqin, Budayawan dan Pengurus Lakpesdam NU DIY.
Nasi berkat atau nasi slametan selalu bercitarasa khas. Masing-masing daerah di Nusantara mempunyai bentuk, ciri-ciri, dan rasa tersendiri.
Di Jawa Timur Pantura atau wilayah Tapal Kuda, nasi berkat biasanya nasi putih atau nasi kuning, lauknya terdiri dari bandeng bali, tahu bali, telor bali, sambal goreng tempe kering, mie goreng, daging lapis/empal, sate daging kelapa dll. Rasanya biasanya agak asin dan ada pedasnya.
Di Jateng dan Jogja, nasi berkat bentuknya seperti dalam foto yang saya share ini. Hampir mirip dengan di Jawa Timur, nasi putih, daging lapis yang mirip rendang/ayam, sambal goreng tempe basah yang isinya ada kacang dan irisan lombok, sambal goreng kentang basah dengan trecek kulit sapi, telor dan mie goreng. Rasa bumbunya tentunya agak manis.
Jaman dulu, sekitar tahun 1980an, sebelum muncul serbuan kertas kardus dan keranjang plastik, nasi slametan atau berkas dibukgkus daun pisang atau daun jati. Tidak ada unsur plastik atau kertas dalam memisah nasi dan lauk. Semua serba alamai.
Justru dalam kealamiahannya ini lah letak kelebihan nasi slametan jaman dulu. Rasanya sungguh luar biasa, aroma daun jati atau daun pisang berpadu dengan nasi putih panas dan bumbu-bumbu tradisional yang bebas dari MSG.
Sekali lagi, selametan lebih terasa suasana dan aura slametannya kalau berkat dan nasi slametannya memasak sendiri dengan ciri khas daerah masing-masing, bukan membeli nasi kardusan di warung atau pesan di katering. Memang terlihat ribet, tapi justru di situ lah nilai tradisi dan kebersamaannya terasa.
Selamat menikmati nasi berkat!
_________________
Semoga artikel Nasi Slametan atau Berkat, Punya Cita Rasa Khas ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin
simak artikel terkait Nasi Slametan atau Berkat, Punya Cita Rasa Khas di sini
kunjungi channel youtube kami di sini
jangan lupa like, koment, share dan subscribe ya.. kita penuhi media sosial dengan konten yang ramah tanpa marah