Imam Ahmad bin Hanbal dan Penggembala Kambing

imam ahmad dan imam syafi'i

Suatu ketika Imam Syafi’i berjalan bersama muridnya, Imam Ahmad ibn Hanbal, rahimahumallāh. Tiba-tiba keduanya bertemu dengan Syaibān al-Rā’ī, penggembala kambing yang dikenal sebagai sufi yang zahid. 

“Imam, izinkan saya berbicara dengan orang ini,” Ahmad mohon izin pada sang guru, Imam Syafi’i.

“Alaaah… biarin ajalah, Ahmad. Biarkan dia dengan urusannya sendiri,” sergah Syafi’i.

Tapi Ahmad setengah memaksa. “Sebentaaar saja, Guru”, ujarnya.

Ahmad pun mendekat pada si gembala, lalu terjadilah dialog berikut ini:

+ Ahmad (A): “Wahai gembala, beritahu saya berapa ekor untuk Allah dlm setiap empat puluh ekor kambing?”
– Syaibān (S): “Menurut kalian atau menurut kami?”
+ A: “Lho, memangnya ada dua agama? Dua syariat?”
– S: “Katakan dulu, menurut kalian atau menurut kami?”
+ A: “Baik, iya menurut kami”.
– S: “Menurut kalian, dalam setiap empat puluh kambing, satu ekor untuk Allah”.
+ A: “Sekarang, menurut kalian?”
– S: “Semuanya milik Allah. Kami hanya pinjam kepada-Nya”.

Imam Ahmad sangat kagum dengan jawaban Syaibān. Ia pun tergelitik untuk bertanya lagi:

+ A: “Syaibān, jika seseorang ragu dlm shalatnya apakah telah mencapai empat rakaat atau tiga rakaat, apa yang harus dia lakukan?”
– S: “Menurut kalian atau menurut kami?”
+ A: “Menurut kami”.
– S: “Ambil bilangan yang lebih kecil, lalu nambah satu rakaat, kemudian di akhir shalatnya bersujud sahwi”.
– A: “Menurut kalian?”
+ S: “Menurut kami, orang tersebut lalai, hatinya lupa pada Allah dan, oleh karenanya, layak diberi hukuman”.

Subhanallah, kontan saja Imam Ahmad pingsan. Cukup lama beliau pingsan sehingga beberapa shalat terlewatkan. Setelah siuman, Imam Syafi’i bilang: “Sudah aku bilang tadi, biarkan si gembala itu dengan urusannya sendiri, tapi kamu tidak mau dinasihati” []

(Penulis: Zainul Muin Husni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *