Belajar dari Sikap Habib Ali dan Habib Umar Saat Difitnah dan Dicaci

habib ali dan habib umar

Karena dari mereka kita harus belajar.

“Ingatlah @alhabibali, Semoga Allah melaknatmu, semoga Allah memerangimu, aku meminta kepada Allah agar IA menunjukkan kekuasaan-Nya di dunia dengan mengadzabmu, dan semoga di Akhirat kelak aku akan melihatmu masuk neraka Jahannam “

Kalian tau ? Itu adalah salah satu cuitan Netizen kepada Habib Ali Al-Jufri. Ya, sosok yang begitu teduh, sejuk, rupawan, dan alim luar biasa itu, yang dengan hanya melihat wajahnya saja banyak orang menangis haru, beliau yang saat ini sedang kita dielu-elukan di Indonesia, ternyata orang se-masyaallah beliau juga tak luput dari komentar buruk Netizen Arab yang jauh lebih ganas dan kurang ajar daripada Netizen +62.

Bagaimana tanggapan Habib Ali? Beliau justru membalas cuitan itu dengan jawaban yang sangat indah:

“Semoga Allah senantiasa memberkahimu dan menyayangimu. Semoga Allah selalu memberikan pertolongan-Nya yang sempurna di dunia dan akhirat. Dan semoga kita bisa dikumpulkan kelak di surga Firdaus dengan hati yang sudah dibersihkan dari rasa benci dan dengki.”

Ada Netizen lain yang tak kalah keji cuitannya :

“@Habib Ali ! aku membencimu dan aku berharap Allah membuka semua Aib-Aibmu. Semoga kelak aku bisa bisa melihat semua itu dalam dirimu wahai orang yang bermuka suram !! ”

Habib Ali membalas :

“Semoga Allah senantiasa mencintaimu wahai saudaraku yang mulia. Semoga Allah menjadikan hari-harimu cerah dan bersinar hingga kelak engkau dapat bertemu dengan-Nya dengan wajah terang dan hati yang bersih dan dalam keadaan Allah ridha kepadamu.. ”

Habib Ali berguru kepada Habib Umar Bin Hafidz. Dulu Habib Umar pernah bertamu kepada salah seorang tokoh yang sangat membenci Habib Umar karena ia iri atas kesuksesan dakwah Habib. Tak ayal, kala Habib bertamu ke rumahnya, ia mencaci maki Habib habis-habisan.

Tapi Habib Umar justru menunduk dan menangis, beliau lalu berkata :

“Apa yang anda sebutkan hanyalah sebagian dari aib-aib saya yang anda ketahui, sedangkan aib-aib dan dosa saya yang belum anda ketahui justru lebih banyak dari yang anda sebutkan ”

Habib Umar berguru kepada Habib Abdul Qodir Asegaff.

Suatu hari pernah ada seorang Wahhabi yang menyusup ke Majlis pengajian Habib Abdul Qodir di rumah beliau. Di tengah-tengah pengajian, orang itu berdiri lantas mencaci maki Habib Abdul Qodir dan membid’ah-bid’ahkan pengajiannya. Habib Abdul Qodir tetap diam dan tak membalas, murid-murid beliau yang pastinya sangat marah kala itu juga hanya bisa diam ketika mereka melihat beliau tidak bereaksi apa-apa. Sekitar 15 menit orang itu selesai menyampaikan cacian dan sumpah serapahnya, Habib Abdul Qodir menutup Majlis dengan fatihah tanpa membalas orang itu dengan satu katapun!

Berkat akhlak mulia beliau itu, tak lama kemudian orang Wahhabi itu datang kembali ke Majlis beliau, kali ini untuk berguru dan mengambil berkah beliau.

Nasab dan sanad keilmuan mereka semua bersambung kepada Al-Imam Ali Bin Husain yang dijuluki sebagai “Zainal Abidin” karena setiap malam rutin melakukan sholat 1000 rokaat.

Suatu hari ketika beliau berjalan bersama murid-muridnya, tiba-tiba ada seorang tak dikenal datang menampar wajah beliau, orang itu kemudian lari. Murid-muridnya marah besar, tapi beliau tetap santai dan tenang. Beliau justru berkata kepada mereka:

“Siapakah yang mentaqdirkan hal ini terjadi?”

Mereka menjawab : “Allah”

Beliau lalu berkata:

“Apakah kalian kira aku akan menolak dan tidak ridho dengan hal yang telah ditetapkan Allah untuk terjadi kepadaku ? ”

Catatan : tulisan ini tidak ada kaitannya dengan peristiwa apapun, saya hanya merasa malu dan bersalah karena masih sangat jauh dibandingkan guru-guru saya yang saya kisahkan di atas. Saya masih sering terbawa emosi bahkan hanya karena pendapat atau tulisan saya di bantah oleh netizen. Saya juga masih sering bertindak tidak dewasa dengan membela nafsu dan ego saya sendiri..

Mohon maaf dan semoga Allah mengampuni kesalahan-kesalahan saya..

Bangkalan, 5 Desember, 2019.

Penulis: Ismael Amin Kholil, alumnus Pesantren Darul Musthofa Yaman asuhan Habib Umar bin Hafidz.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *