Wasiat Kiai Maimoen Zubair: Sopo Nandur Bakal Ngundoh Itu Titenane.
KH. Maimoen Zubair atau akrab disapa Mbah Maimoen Zubair dawuh, “Ilmu titen itu enggk ada dalilnya, tetapi Insya Allah bisa dibuktikan. Kalau rumahmu biasa dibuat ngaji Al-Qur’an, apalagi buat mengajarkan Al-Qur’an, maka besok anak dan atau cucumu pasti ada yang Alim Al-Qur’an. Kalau rumahmu biasa buat ngajar dan atau ngaji kitab, Insya Allah besok anak dan atau cucu-cucumu pasti ada yang Alim kitab.
Begitu juga kalau rumahmu hanya untuk nonton tv, apalagi seng nontonke perkara maksiat atau rumahmu hanya untuk tempat menaruh pajangan barang antik, mewah, yang umumnya bersifat pamer, yo kamu tinggal nginget dan berfikir, besok anak dan cucumu mau jadi apa..??.
Jadi orang tua yang rajin riyadhoh untuk anak anaknya, terlebih ibunya. Riyadhoh itu bukan puasa saja, artinya luas. Sopo nandur bakal ngundoh itu titenane.”
Semoga ada berkah dan manfaatnya…
Aamiin Allahumma Aamiin. (Red)
__________________
Semoga artikel Wasiat Kiai Maimoen Zubair: Sopo Nandur Bakal Ngundoh Itu Titenane ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
BONUS ARTIKEL TAMBAHAN
Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan.
Suatu ketika tatkala al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Kwitang) sedang mengajar di rumahnya di hadapan muridnya yang cukup banyak, beliau mendengar suara ibunda tercinta, Nyai Salmah: “Li… Ali… Li…”, begitu panggil sang ibu.
Lalu Habib Ali, waktu itu telah berumur lebih dari 60 tahun, langsung saja permisi kepada semua muridnya: “Saya minta ridhanya untuk menemui ibu saya terlebih dahulu.”
Habib Ali pun menemui ibunya. Ternyata sang ibu minta diantarkan ke kamar mandi. Bergegaslah Habib Ali menggendong sang bunda pergi ke kamar mandi. Bukan itu saja, Habib Ali lah yang langsung membersihkan dan menyuci pakaian sang ibu. Meski ada istri tapi Habib Ali tidak mengizinkannya, karena demi bakti beliau terhadap sang ibu. Padahal waktu itu Habib Ali telah dikenal sebagai ulama yang terpandang di tanah Betawi, tetapi beliau bila dipanggil sang ibu tanpa pikir panjang langsung memenuhi panggilan itu.
Ada suatu peristiwa dimana Habib Muhammad, putra Habib Ali, masih kecil sementara Habib Ali sedang dalam rihlah dakwahnya di Negeri Singapura. Dan sang ibu, Nyai Salmah, bertanya pada menantunya yaitu istri Habib Ali: “Mana Ali, putraku?”
Dijawab oleh istri Habib Ali: “Sedang dakwah di Singapura, Umi.”
Dengan spontan sang ibu memerintahkan pada menantunya itu: “Cepat kirim telegram, bilang padanya ibu memanggilnya untuk pulang!”
Langsung dikirimlah telegram itu kepada Habib Ali yang sedang berdakwah di Singapura. Sesampainya telegram itu pada Habib Ali, langsung beliau baca. Setelah dibaca, tanpa basa-basi Habib Ali pun permisi pamit untuk pulang karena sang ibu yang memanggilnya.
Begitulah tanda bakti seorang ulama besar, orang terpandang, panutan umat, al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi terhadap sang bunda tercinta.
Penulis: Sya’roni As-Samfuriy.
*Sumber kisah: Ustadz Antoe Djibrel, Khadim Majelis Ta’lim Kwitang dari Almarhum al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi).
_____________________
Semoga artikel Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
simak video terkait di sini