Wajah Santun Habib Ahmad Tholib, Komandan Banser Cirebon

Wajah Santun Habib Ahmad Tholib, Komandan Banser Cirebon

Wajah Santun Habib Ahmad Tholib, Komandan Banser Cirebon.

Syarif Ahmad Tholib bin Yahya. Saya biasa memanggilnya “Kang Ayip” Olib. Ayip adalah habib bagi orang Cirebon. Ayip berasal dari “syarif” (Yang Mulia), sebuah panggilan kehormatan (ta’ziman wa takriman) kepada zuriyah Nabi Muhammad SAW.

Penguasa Islam pertama di Cirebon, salah satu dari sembilan wali (Walisongo), juga seorang syarif atau habib: Syarif Hidayatullah. Dalam tubub Syaikh Syarif mengalir darah Arab dan Sunda (Pajajaran). Dari ayahnya, Syarif Abdullah, bersambung hingga Rasulullah SAW. Sementara dari ibunya, Nyai Lara Santang, sampai kepada Prabu Siliwangi hingga Pandawa Lima.

Begitu pun Syarif Ahmad Tholib bin Hud bin Muhammad bin Umar bin Yahya, keturunan ke 37 dari Rasulullah SAW. Ia juga cucu seorang ulama besar Jawa Barat, sekretaris Hadratu Syaikh KH. Hasyim Asyari: KH. Masduki Ali. Keponakan Habib Tohir bin Yahya ini lahir dan tumbuh besar di lingkungan pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon. Sejak kecil ia diasuh dan belajar agama langsung kepada kakeknya, Kiai Masduki Ali. Sehingga, sanad keilmuannya hanya satu tingkat menuju Hadratu Syaikh KH. Hasyim Asyari, pendiri Nahdlatul Ulama itu.

Setelah menginjak remaja, Kang Ayip Olib berangkat mondok ke pesantren Miftahul Huda, Malang, Jawa Timur, yang diasuh langsung Kiai Abdurahman Yahya, mursyid tarekat Qadiriyyah-Naqsabandiyah. Pesantren ini ketika masa-masa perjuangan kemerdekaan merupakan markas besar pasukan Hizbullah-Sabilillah setelah dipukul mundur dari Surabaya.

Setelah itu melanjutkan ke Pesantren Lirboyo, Kediri, hingga tamat Aliyah. Kemudian meneruskan kuliah di perguruan tinggi yang didirikam Kiai Makhrus Ali, IAIT Tribakti. Dan mendapat gelar magister dari IAIN Cirebon.

Kang Ayip Olib merupakan santri kelana. Hampir semua pesantren besar di Jawa pernah ia singgahi, menimba ilmu dari satu kiai kepada kiai lainnya. Ia pernah ngaji kepada Abuya Dimyati Banten, Kiai Sahal Mahfuz Kajen-Pati, Kiai Maemun Zubair Sarang, Kiai Dimyati Kaliwungu, Kiai Musthofa Bisri Rembang, Ayip Muhammad Jagasatru Cirebon, dan Kiai Mustahdi Winong. Juga kiai-kiai sepuh di Pesantren Babakan Ciwaringin sendiri.

Kang Ayip Olib diangkat menantu oleh Habib Idrus bin Jafar al-Habsyi, mursyid tarekat sadziliyyah juga pimpinan Pesantren Raudlatul Ilmi Kranggan, Pakuncen, Banyumas, Jawa Tengah. Dari pernikahannya dengan Syarifah Lulu Alawiyyah al-Habsyi ia dikaruniai 4 orang anak.

Di sela-sela kesibukannya mengajar di pesantren dan menjadi dosen, ia mengabdikan diri (khidmah) menjadi Kepala Satuan Koordinasi Cabang, Kasatkorcab, Banser Kabupaten Cirebon

Jabatan tersebut bukan didapat melalui “ongkang-ongkang”, melainkan ia peroleh setelah mengikuti semua jenis pelatihan dan jenjang kaderisasi, mulai dari PKD (pelatihan kepemimpinan dasar), PKL (pelatihan kepemimpinan lanjutan), hingga PKN (pelatihan kepemimpinan nasional). Juga pernah mengikuti MKNU (madrasah kader Nahdlatul Ulama).

“Saya ingin meneruskan perjuangan kakekku, Kiai Masduki Ali, berjuang dan mengabdi pada NU,” ujarnya suatu ketika. Ia mengaku risih ketika ada sekelompok orang yang membentur-benturkan kiai dan habib . Bahkan, ada pengikut fanatik habib yang tergabung dalam ormas tertentu yang mencoba “mendelegitimasi kiai” di masyarakat. “Mereka akan berhadapan dengan saya!” Tegasnya

Sejak dulu, kata Kang Ayip Olib, habib-kiai berjuang bersama-sama mendakwahkan Islam secara santun, menghargai perbedaan, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Keduanya saling menghormati dan saling mendukung satu sama lain. “Jika kita ingin melihat wajah Islam di Indonesia, lihatlah islam di pesantren-pesantren,” ujarnya.

Sekarang Kang Ayip Olib memegang tongkat komando ribuan banser di Kabupaten Cirebon. Semua menunggu komando dan perintahnya. “Siap perintah, Ndan!”

Penulis: Jamaluddin Muhammad.

*Demikian tentang Wajah Santun Habib Ahmad Tholib, Komandan Banser Cirebon, semoga manfaat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *