Profil NU, BANGKITMEDIA.COM
BANTUL- Saat belia Kiai Aziz sering dipanggil dengan nama Tudijo. Dengan ajaran agama yang kuat dari ayah dan kakeknya membuat Tudijo unggul dibanding teman-teman sebayanya.
Memasuki usia sekolah, sosok Tudijo menempuh pendidikan formal yang dmulai dengan masuk Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar Muhammadiyah hingga lulus. Dilanjutkan ke Sekolah PGA Darul Ulum Muhammadiyah dan Setelah itu beliau melanjutkan ke Sekolah PGAN Yogyakarta.
Ketika mulai beranjak dewasa beliau ngaji ke KH. Muhammad Mansyur yaitu muurid dari pendiri Pondok Pesantren Krapyak KH. Muhammad Munawir. Dan ketika ada acara Haul Pondok Pesantren Krapyak beliau sering dipanggil untuk dijadikan MC.
Pada tahun 1968 beliau melanjutkan kuliah dengan prodi Tafsir Hadist Fakultas Syari’ah di IAIN Sunan Kalijaga. Hingga berhasil menyandang gelar sarjana muda pada tahun 1970. Prosesnya dengan Al-qur’an dan Khususnya Ilmu Tafsir dan Hadist semakin matang ditambah lagi tujuh tahun belajar bersama KH. Muhammad Mansur.
Menginjak usia 20 tahun beliau sering mengisi ceramah dari satu tempat ketempat lainya. Termasuk pengajian rutinan di Sanden.
Dalam Dakwah-dakwah selain yang jauh dari tempat tinggalnya beliau tidak pernah meninggalkan untuk memimpin masyarakat berjama’ah sholat. Dalam Kondisi lelah atau sebagaimanapun jika masih berada dekat dengan pesantren beliau akan tetap mengusahakan memimpin jama’ah dimasjid. Komitmen tersebut sangat luar biasa sehingga Putra beliau “Gus Irfan” tidak mampu menirukanya.
Dengan komitmen beliau membuat masyarakat kagum dengan beliau. Sehingga banyak masyarakat yang menginginkan belajar dengan beliau. Tidak tanggung-tanggung orang luar kota bahkan luar pulau belajar dengan beliau, bahkan ada juga warga negara Singapura yang belajar dengan beliau. (Saiful)
