Tidak Berani Bangun Rumah yang Besar, Mbah Maimoen Malu Sama Rasulullah

sowan mbah maimoen

Simbah KH Maimoen Zubair dikenal sebagai sosok ulama’ besar. Cahaya ilmunya bukan saja menyinari Indonesia, tapi juga dunia. Tamu-tamunya mulai rakyat kecil pelosok desa sampai Presiden dan para ulama’ dunia. Semua disambut sama tanpa beda sedikitpun.

Penyambutan atas tamunya ya di rumah Mbah Moen yang sangat sederhana. Memang rumah beliau kecil, sangat sederhana, apalagi bila dilihat dari jabatan dan tamunya yang lintas kelompok dan agama.

“Senajan omahku cilik aku emoh bangun omahku, senajan tamu yo akeh, ben sak kamote.”

“Walaupun rumahku kecil, aku tidak mau bangun rumahku. Walaupun tamu ya banyak, ya biar secukupnya saja,” tegas Mbah Moen suatu ketika.

“Mergo biasane nek dibangun gedhe-gedhe malah ora iso dienggo ngaji opo maneh aku isin karo Kanjeng nabi seng daleme yo cilik, rompok utowo gubug.”

“Karena biasanya kalau dibangun besar, malah gak bisa digunakan untuk ngaji, apalagi aku malu sama Kanjeng Nabi yang rumahnya kecil, rompok atau gubug,” pungkas Mbah Moen.

Ini dikisahkan salah satu Mbah Moen, yakni Kyai Ahmad Dawam Afandi Montong Tuban pada Kamis pagi 22 Dzulqo’dah 1440 H yang saat itu sowan kepada Mbah Moe. (red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *