Ternyata, Gus Dur Juga Sering Tidak Punya Uang

Gus Dur

Gus Dur Sering Tak Punya Uang

Adik saya, sekaligus keponakan Gus Dur; Nanik Zahiro, juga bercerita kepada saya. Dia pernah kuliah di Institute Ilmu Al Qur’an (IIQ), Jakarta, awal tahun 90 an, dengan biaya dari Gus Dur. Setiapa bulan dia datang ke PBNU untuk bertemu pamannya itu, mengambil uang kost dan biaya kuliahnya.

Suatu hari dia pernah kehabisan uang, karena uang dari Gus Dur digunakan untuk keperluan lain yang tidak terduga. Dia sudah minta kiriman dari ayahnya di Tambak Beras, Jombang, tetapi belum juga tiba. Dia datang ke Gus Dur di kantor PBNU untuk meminta bantuan tambahan dan mohon maaf karena mendesak.

Tetapi ketika itu Gus Dur sedang tak punya uang. Namun beliau tak menolaknya.

Ia mengatakan: “Tunggu sebentar ya, Nan?. Saya akan pergi dulu sebentar”.

Ia pergi ke tempat sebuah seminar yang hari itu kebetulan harus dihadirinya dan Gus Dur menjadi nara sumber utama. Tidak lama sesudah itu beliau kembali dan menyerahkan amplop honor seminar yang masih tertutup rapat itu kepada keponakannya itu.

“Ambil seperlunya saja ya?”, katanya.

Nanik menerimanya dengan senang. Wajahnya berbina-binar. Dia membuka amplop itu. Tetapi sesudah menghitung isi amplop tersebut, dia bilang bahwa keperluannya adalah seluruh isi amplop itu.

Gus Dur diam saja. “Ya sudah, gak apa-apa. Ambil saja semua”.

Yogya, 11.10.2018

(KH Husein Muhammad, Pengasuh Pesantren Darut Tauhid Arjawinangun Cirebon)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *