Teladan Guru Mulia Sayyid Abdullah Al-Habsyi Kota Banjarbaru

Teladan Guru Mulia Sayyid Abdullah Al-Habsyi Kota Banjarbaru

Teladan Guru Mulia Sayyid Abdullah Al-Habsyi Kota Banjarbaru- Sayyid Abdullah Al-Habsyi, Guru Kami Almukarram Sayyid Abdullah al-Habsy bin Sayyid Muhsin al-Habsy dilahirkan di Kelurahan Pekapuran Laut, Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin pada tahun 1938. Beliau adalah anak ke dua dari enam bersaudara. Sekolah dasar beliau adalah di Mualimin Kelurahan Sungai Bilu Kecamatan Banjarmasin Timur. Setamat dari Mualimin beliau melanjutkan sekolah di pesantren Darun Nasyi’in, Lawang, Jawa Timur. Setamat dari Darun Nasyi’in beliau dipinta oleh K.H. Muhammad Sani untuk membantu mengajar di pondok pesantren Al Falah Banjarbaru yang baru berdiri saat itu.

Sayyid Muhsin, orang tua Sayyid Abdullah berteman akrab dengan KH. Muhammad Sani. Suatu ketika saat Sayyid Abdullah ikut ayahnya berdagang di kota Banjarmasin setamat beliau dari Darun Nasyi’in, bertemu dengan KH. Muhammad Sani, beliau berkata: “Anakmu itu pandai sekali berbahasa Arab”. Saat itu rupanya Guru Sani, begitu beliau sering disapa, diam-diam memperhatikan ayah dan anak ini saat keduanya berbicara. Dijawab oleh ayahandanya: “Betul, anak saya itu tamatan pesantren di Jawa.” Lalu K.H. Muhammad Tsani meminta agar Sayyid Abdullah mau membantunya untuk mengajar di pesantren yang sedang didirikannya di Landasan Ulin Banjarbaru.

Habib Abdullah adalah guru pertama yang mengajar di pondok pesantren Al Falah, pada waktu itu santrinya hanya 21 orang. Pada awal berdirinya Al Falah beliau mengajar seluruh mata pelajaran keagamaan, hingga merasa kewalahan. Untuk meringankan beban, beliau meminta kepada muallim Guru Sani agar ikut juga mengajar, beliau mengabulkan permintaan Habib Abdullah dan mengajar mata pelajaran hadits, dengan mengajarkan kitab al-Arbain.

Habib Abdullah, pengajar yang pasih berbahasa Arab dan bisa berbahasa Inggris ini juga ditunjuk oleh muallim Guru Sani sebagai pengasuh (murabbi) di pondok pesantren Al Falah Putera, jadilah beliau tercatat sebagai murabbi pertama, sebelum kemudian digantikan oleh murabbi Ahmad Kusasi.

Habib Abdullah sangat akrab dengan muallim Guru Sani. Beliau selalu membantu dalam membimbing dan memberi nasihat pada santri di Al Falah. Sebelum menetap di daerah Kelurahan Guntung Manggis Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru beliau lama tinggal di Pondok Pesantren Al Falah Putera. Beliau mengajar di Al Falah Putera dan Puteri dengan memegang mata pelajaran Bahasa Arab (lughat dan Insya). Setiap malam Selasa beliau juga mengadakan pengajian untuk santri putra yang bertempat di musala, kitab yang beliau ajarkan adalah Tanbihul Ghafilin.

Sayyid Abdullah, begitu terkadang beliau dipanggil, adalah pribadi yang penyayang dan lemah lembut sikapnya terhadap santri. Jarang sekali beliau marah, dan kalaupun marah beliau tidak pernah sampai menggunakan tangannya untuk memukul. Ketika melihat santri yang berprilaku tidak sesuai dengan aturan-aturan pesantren beliau hanya memberikan nasihat hingga terkadang menetes air matanya, karena sayang dan cintanya terhadap santri.

Muallim Guru Sani adalah orang yang sangat dikaguminya, ketika menceritakan tetang beliau sering kali Sayyid Abdullah meneteskan air mata. Dalam pandangan beliau muallim Guru Sani adalah orang yang sangat penyayang terhadap santri, sehingga menurut Sayyid Abdullah, muallim Guru Sani pernah mengatakan bahwa: “Aku kada baharap banyak yang jadi orang alim yang sakolah di pondok ni, tapi saikung gin dalam saratus orang sudah cukup.” (saya tidak berharap semuanya menjadi orang alim yang belajar di pesantren ini, satu orang saja dari seratus, itu sudah cukup).

Karena itulah menurut beliau hendaknya para santri selalu rajin belajar dan jangan bermalas-malasan selama memondok di pesantren. Kalau muallim Guru Sani mengatakan seperti itu, aku berharap lebih dari itu, kata beliau. Aku berharap semua santri yang belajar di pondok pesantren Al Falah ini menjadi orang alim semuanya.

Hari-hari yang dilalui oleh Sayyid Abdullah al-Habsyi selalu diisi dengan ibadah dan belajar (muthala’ah). Beliau selalu rutin membaca Al-Qur’an sebagaimana ayahandanya, menurut Sayyid Muhammad anak beliau, bahwa kakeknya dahulu, Sayyid Muhsin al-Habsiy (ayah Sayyid Abdullah) rutin dalam setiap tiga hari selalu menamatkan (khatam) membaca Al-Qur’an.

Selama masa pengabdiannya di Pondok Pesantren Al Falah beliau menulis beberapa buah kitab yaitu kitab Madariju at-Takhatub, al-Mutaradhifat (keduanya tentang pelajaran Bahasa Arab) dan kitab al-Jawahir al-Munthabah al-Nafisah (kumpulan do’a-do’a, termasuk do’a harian). Kitab-kitab beliau sampai hari ini masih dipelajari dan menjadi kitab wajib yang harus dipelajari di Pondok Pesantren Al Falah.

Di usianya yang sudah lebih dari 80 tahun, beliau sudah uzur mengajar. Namun begitu, kiprah beliau masih diperlukan, saat ini beliau masih diamanahi sebagai penasehat (Syaikh al-Ma’had) oleh Pondok Pesantren Al Falah. Nasihat-nasihat beliau masih diperlukan baik oleh guru-guru, para santri dan orang tua santri. Rumah beliau di daerah Guntung Manggis, selalu terbuka untuk para tamu yang datang.

Sebagai penerus di Pondok Pesantren Al Falah Putera meneruskan pengabdian beliau Sayyid Muhammad al-Habsy dan Sayyid Zein al-Habsy. Dan juga, salah seorang menantu beliau mengajar di Pondok Pesantren Al Falah Puteri yaitu Syarifah Khairiah.

Nasihat yang sering beliau berikan kepada anak-anak beliau dan juga para santrinya di Pondok Pesantren Al Falah adalah; ibadah jangan ditinggalkan, terutama sholat lima waktu, manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan selalu berbakti kepada kedua orang tua. Karena menurut beliau, surga terletak di telapak kaki kedua orang tua, kalau ingin sukses dan bahagian hidup di dunia dan akhirat maka harus taat kepada keduanya.

***

Semoga beliau senantiasa dipanjangkan umur dalam keadaan sehat walafiat. Amin.

03/04/2020

Demikian artikel Teladan Guru Mulia Sayyid Abdullah Al-Habsyi Kota Banjarbaru, semoga manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..

simak artikel terkait Teladan Guru Mulia Sayyid Abdullah Al-Habsyi Kota Banjarbaru di sini

kunjungi juga channel youtube kami di sini

Penulis: Muhammad Ramli, Pesantren Al-Falah Banjarbaru Kalimantan Selatan.

Editor: Anas Muslim

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *