Oleh: KH. Dr. Hilmy Muhammad
Pengasuh Pesantren Krapyak Yogyakarta, Wakil Rais Syuriah PWNU DIY, dan Wakil Rektor UNU Yogyakarta
Surat al-An’am (6) Ayat 126-127:
وَهَٰذَا صِرَاطُ رَبِّكَ مُسْتَقِيمًا، قَدْ فَصَّلْنَا الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَذَّكَّرُونَ. لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ، وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
(Dan inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran. [126] Bagi mereka (disediakan) darussalam (surga) pada sisi Tuhannya, dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan. [127])
Yang dimaksud dengan “jalan yg lurus” dalam ayat ini adalah agama Islam, sebagaimana dinyatakan dalam ayat sebelumnya. Islam disebut “jalan”, karena Islam menuntun kepada tujuan yang benar, yaitu tauhid. Yang selain Islam karena itu bukan jalan, atau bukan sarana yangg tepat dalam meraih kebahagiaan.
Jalan Islam juga dinyatakan sebagai “lurus” karena ini jalan yang benar, dan yang paling dekat menuju tujuan. Dan disebabkan keadaannya yang lurus dan tidak berkelok-kelok, maka jalan ini mudah ditempuh dan tidak membikin capek penggunanya.
Ayat selanjutnya memberikan janji kepada siapapun yang menempuh jalan ini akan ditempatkan di surga, Darus-salam. Surga disebut sebagai tempat keselamatan karena berbagai jaminan disiapkan bagi siapapun yang menempatinya, baik jaminan kesehatan dan kesejahteraan, serta terhindar dari segala gangguan dan mara bahaya.
Dan bagi para penghuninya, Allah menjanjikan dua kado istimewa: pertama, mereka akan selalu berada dekat dg Allah, dan kedua, selama di sana, Allah akan senantiasa menjadi pelindung mereka.
Antara kesimpulan yang dapat diambil dari dua ayat ini, surga sebagai tempat kenikmatan dan keselamatan dijanjikan bagi mereka yang berada di jalan yangg lurus. Dan tentu, agar bisa senantiasa berada di jalan yang lurus, setiap orang harus fokus, penuh perhatian dan konsentrasi terus-menerus.
Seperti saat menempuh jalan tol bebas hambatan, kelalaian dan kelengahan dapat menyebabkan orang terkeluar dari jalan, dan mengakibatkan kecelakaan, tabrakan atau tercebur jurang. Inilah yang mengharuskan orang untuk selalu berhati-hati dan waspada, dengan cara senantiasa mawas diri, muhasabah dan introspeksi, melihat dan mencermati: apakah perkataan, perbuatan dan perilakunya sudah sesuai dengan norma agama, ataukah malah sudah menyeleweng dari ajaranNya.
Ini penting dilakukan guna memastikan kebaikan dan kebahagiaan senantiasa menyertai kita dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat.