Syekh Muhammad Amin al-Harari Tulis Tafsir 30 Jilid, Apa Rahasianya?

Syekh Muhammad Amin Al-Harari

Bayangan kita bahwa hanya ulama generasi dahulu yang menulis kitab di atas sepuluh jilid, tapi bagaimana kalau pada masa kini masih ada ulama yang menulis kitab tafsir sekitar 30 jilid, dan ini hanya satu karya dari sekian karya lain yang beliau tulis. Siapakah beliau?

Syekh Muhammad Amin al-Harari lahir di Harar, Etiopia pada tahun 1348 H. Yatim sejak kecil, oleh karena itu ayahnya menitipkannya pada seorang guru sejak usia empat tahun. Sejak itu, beliau mulai belajar ilmu-ilmu keislaman, bahkan khatam Alquran sebelum balig. Tradisi hapalan di wilayah itu cukup kuat, jadi tidak heran jika beliau menghapal banyak kitab, seperti ‘Aqidah al-Awam, Matan Zubad, Mukhtasar Abi Syuja’, Alfiyah Ibnu Malik, al-Jauhar al-Maknun dan lainnya.

Ketika Syekh Amin pindah mukim di Mekkah, beliau mengajar di sekolah Dar al-Hadis. Sejak masa mudanya beliau hanya tidur sebentar, sekitar empat jam setiap hari, karena begitu sibuknya dengan ilmu: membaca, menulis dan mengajar. Karya-karya beliau cukup banyak dalam bermacam-macam bidang, seperti kitab tafsir Hada’iq al-Rauh wa al-Raihan 32 volume, Syarah kitab Shahih Muslim, syarah Ajrumiyah.

Beliau terkenal sebagai syekh yang sederhana, tawadhu’, sedikit bicara, ketika kami sowan ke rumah beliau, mungkin paling lama di sana 20 menit, karena beliau lebih suka menghabiskan waktunya untuk menulis, bisa dibayangkan kitab-kitab yang beliau tulis dengan tulisan tangan menghabiskan waktu sekitar 20 tahun.

Beliau selalu memohon kepada Allah agar menjadi tidak terkenal di dunia. Guru saya cerita, sebelum saya ketemu dengan Syekh Amin, saya pernah mimpi lihat orang-orang pada lari menuju suatu tempat, saya bertanya: kalian mau ke mana?

Mereka jawab: “kami mau melihat Nabi Muhammad.”

Lalu saya ikut, ternyata di sana saya melihat orang yang kurus dan berkulit hitam, padahal yang saya ingat bahwa Nabi Muhammad bukan berkulit hitam. Beberapa waktu kemudian saya bertemu dengan Syekh Amin, langsung ingat mimpiku beberapa waktu lalu, dan waktu itu pula saya paham ungkapan (ulama adalah pewaris para Nabi/al-‘Ulama waratsatul Anbiya’).

Berapa hari lalu beliau wafat, Hari Senin tanggal 7 Rabiul Awal tahun 1441 H. dan dikuburkan di Ma’la. Semoga kita semua mendapat barokah ilmu, dakwah serta perjuangannya dan ditempatkan di surga bersama para Nabi, ulama dan orang-orang shalih. Amin

Penulis: KH Dr Muhammad Abdul Jalil, guru Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *