Oleh: M. Ainul Yaqin, Pengurus Lakpesdam PWNU DIY
Kiai Tolchah adalah salah satu sahabat dekat Gus Dur. Ia nyantri di Pesantren Tebu Ireng sejak usia 10 tahunan ketika pesantren tersebut diasuh oleh KH Wahid Hasyim. Sejak nyantri itu lah ia bersahabat baik dengan Gus Dur yang waktu itu baru berusia 5 tahun. Ketika Gus Dur menjadi Presiden RI, Kiai Tolchah ditunjuk sebagai Menteri Agama.
Menurut Kiai Tolchah, kecerdasan dan kepintaran Gus Dur dalam memahami ilmu-ilmu agama dan umum sudah terlihat sejak dulu. Dalam berdiskusi dengan Gus Dur, baik ketika Gus Dur kecil, menjadi ketua PBNU dan Presiden RI, beberapa kali mempunyai pandangan yang berbeda, tapi perbedaan itu tidak membuat persahabatan beliau berdua menjadi renggang, melainkan menjadi semakin erat.
Mengembangkan Pendidikan
Kiai Tolchah adalah salah satu tokoh NU yang visioner khususnya dalam mengembangkan institusi pendidikan. Ia bersama-sama dengan almarhum KH. Usman Mansoer (saudara kandung Prof. KH. Tolhah Mansoer, guru besar Fak. Hukum UGM) membesarkan Universitas Islam Malang. Beliau juga menjadi inisiator berdirinya yayasan Sabilillah yang menaungi institusi pendidikan tingkat pra-sekolah hingga SMA.
Berkat kerja kerasnya bersama kiai dan tokoh NU yang lain di Malang, NU yang semula diragukan dalam memgelola dan mengembangkan sekolah umum dan pendidikan tinggi berkualitas, sekarang justru patut dibanggakan.
UNISMA sekarang menjadi salah satu PTS yang maju di Malang dan Nasional. Bahkan sejak 15 tahun lalu sudah mempunyai rumah sakit universitas sebagai penunjang aktivitas akademik fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan. Sekolah-sekolah yang berada dalam naungan Yayasan Sabilillah Malang justru menjadi sekolah favorit yang menjadi percontohan bagi pengelolaan sekolah swasta baik dalam tingkat nasional maupun internasional.
Ketika saya bertanya kepada Kiai Tolchah Hasan, “apa rahasia atau strategi penting yang menjadi kunci keberhasilan mengembangkan institusi pendidikan swasta itu?”. Ia menjawab 4 hal: “Ikhlas, Istiqomah, jujur, dan tanggungjawab”.