Saat Imam Abu Hanifah Ditanya Wujudnya Tuhan

Saat Imam Abu Hanifah Ditanya Wujudnya Tuhan

Saat Imam Abu Hanifah Ditanya Wujudnya Tuhan.

Suatu hari, ada seseorang yang bertamu ke rumah Imam Abu Hanifah. Setelah dipersilahkan masuk, sedikit menikmati jamuan dan berbasa-basi, orang tersebut bertanya-tanya kepada Sang Imam.

“Wahai Imam, ada satu hal yang mengganggu pikiranku selama ini. Dan aku ingin bertanya kepadamu tentang jawaban masalahku ini,” tamu tersebut membuka percakapan.

“Iya, silahkan tuan. Santai saja. Monggo…!!!,” jawab Imam Abu Hanifah.

“Begini, selama ini, kita kan percaya Tuhan itu ada. Kita beribadah menyembah Tuhan. Tapi selama ini pula, saya tak pernah melihatnya. Saya tak pernah bisa merabanya. Saya ingin melihat dan merabanya. Saya janggal, benarkah Tuhan itu ada dan nyata?,” tanya tamu tersebut.

Mendengar pertanyaan yang rada aneh dan menggugat ini, Sang Imam Abu Hanifah tidak langsung menjawab. Beliau diam sejenak, menundukkan kepala, lalu balik bertanya:

“Sekarang ini hari apa?”

“Hari Senin,” jawab sang tamu.

“Ya sudah, nanti hari kamis kamu ke sini lagi ya, saya kasih jawabannya,” kata Abu Hanifah.

Waktu berjalan, menit berganti jam, hari berganti hari. Tibalah waktunya, hari Kamis. Kembali sang tamu mendatangi Abu Hanifah. Ada perasaan menang dalam hatinya, sebab ia merasa berhasil mengalahkan sang Imam Abu Hanifah. Ia pun bergegas menuju ke kediaman Abu Hanifah. Sambil berteriak, orang itu memanggil Abu Hanifah:

“Wahai Aba Hanifah, ini sudah hari Kamis. Mana, katanya kau akan memberikan jawaban. Saya ingin melihat dan meraba Tuhan,” katanya dengan suara setengah mengejek dan ketus.

Imam Abu Hanifah keluar, membuka pintu rumahnya. Lalu dengan sigap, beliau bertanya balik:

“Emang nya sekarang hari apa?”

“Ya Hari Kamis,” jawab orang itu.

“Lah, bukannya hari ini sama dengan hari kemarin? Emangnya apa bedanya hari ini dengan hari kemarin? Sama-sama 24 jam, sama-sama matahari terbit dr arah timur. Sama-sama gak berbentuk/berwarna. Lalu apa bedanya sekarang dan kemarin?”

Orang tersebut diam, menelan ludahnya. Ia terkaget-kaget. Tak disangka, akan mendapat pertanyaan demikian.

“Anda percaya hari ini adalah hari Kamis?,” tanya Abu Hanifah.

“Iya, ” jawab orang tersebut.

“Lah kok bisa? Emang sudah pernah melihat hari Kamis kayak apa bentuknya? Apa warnanya? Atau sudah pernah menyentuhnya?,” debat Sang Imam.

“Ya belum.”

“Lah iya, sampean ini aneh. Sama keberadaan hari saja percaya. Padahal sama-sama ndak bisa dilihat. Tapi sama Tuhan yang menciptakan hari kok gak percaya. Aneh betul.”

Sambil berkata demikian, Imam Abu Hanifah menutup pintu rumahnya.

Demikian kisah saat Imam Abu Hanifah ditanya wujudnya Tuhan.  Kisah ini saya dengar sejak saya masih Mts dulu. Dari salah satu guruku. Dan nampaknya, masih tetap relevan sampai sekarang.

Penulis: Dhiya Muhammad.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *