Rahasia Kewalian Gus Dur Saat Bertamu di Rumah Syekh Yasin Al-Fadany Makkah

gus dur dan syekh yasin

Sosok Gus Dur selalu mengundang tawa sekaligus misteri. Dalam hidupnya, orang begitu suka mendengarkan Gus Dur ketika pidato atau ceramah. Selalu ada senyum bahagia ketika ngaji bersama Gus Dur. Pesona Gus Dur tak lekang oleh lika-liku jaman.

Kali ini, kisah kewalian Gus Dur ketika membuat Syekh Yasin dan para ulama’ kagum terhadapnya. Saat itu, terpilih sebagai Ketua Umum PBNU hasil Muktamar Situbondo 1984, Gus Dur diundang oleh Kerajaan Arab Saudi, bersama lima orang pengurus. Termasuk diantaranya KH MA Sahal Mahfudh dan KH Abdullah Syarwani.

Usai berdiskusi dengan pihak Kerajaan Arab Saudi dan Syaikh Bin Baz, Gus Dur mengajak rombongan untuk mengunjungi kediaman Syekh Yasin Al-Padani. Tapi Mbah Sahal, yang sudah pernah berkunjung, lupa di mana persisnya kediaman Syekh Yasin.

“Sudah, ke sana saja.” Gus Dur menunjuk sebuah arah. Mereka menyewa taksi menuju lokasi.

Di perjalanan, Gus Dur yang duduk di belakang, ternyata malah tidur. Praktis sopir taksi dan Mbah Sahal bingung. Ke mana lagi arah yang musti dituju.

Begitu dibangunkan, Gus Dur berujar, “Nanti di depan sana berhenti, ya.”

“Kok tahu, Gus?”

“Tadi saya mimpi ketemu Syekh Yasin,” jawab Gus Dur santai.

Benar saja, begitu taksi berhenti dan bertanya pada seseorang di pinggir jalan, rumah Syekh Yasin ternyata cuma naik sedikit dari tempat mereka berhenti.

Dan begitu sampai, Syekh Yasin sudah siap menyambut mereka dengan pakaian yang rapi dan wangi. Lengkap dengan menu kurma yang berjumlah lima porsi, persis sesuai dengan jumlah rombongan Gus Dur.

Semua terkejut. Mereka membuktikan kewalian Gus Dur jauh sebelum kebanyakan orang mengetahuinya.

Kisah hubungan antara Syeikh Yasin Padang dan Gus Dur juga diungkapkan oleh KH Said Aqil Siroj. Dalam pertemuan tersebut, Gus Dur mendapat penghormatan yang luar biasa, meskipun usianya lebih muda, Syekh Yasin melayani sendiri Gus Dur, mengambilkan air, kurma dan lainnya, tidak boleh dilayani oleh para pembantunya.

Kiai Said juga mendapat sejumlah cerita soal karomah Syeikh Yasin. Ketika sedang makan siang, ada ustadz punya anak buah namanya Abdurrahim dari Kupang, keluar ruangan, tiba-tiba Syeikh Yasin bilang, Abdurrahim diiring malaikat, “E.. jam enam sore meninggal.”

Waktu Irak mau nyerang Kuwait, Syeikh Yasin tiba-tiba kemringet, ditanya sama Tantowi Musaddad, “Darimana?”, “Dari Kuwait, lihat banyak pertikaian di sana.

“Ini tanda kewaliannya Syeikh Yasin, orang luar biada begitu, sama Gus Dur hormat dan memberi perlakukan istimewa, padahal juga sudah sepuh banget,”

Itulah sosok Gus Dur. Dalam dirinya mengalir darah kewalian dan perjuangan sang kakek KH Hasyim Asy’ari.

(Abu Umar/Bangkitmedia.com)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *