Rahasia Jadzabnya Habib Syaikhun “Wan Sehan”.
Beliau adalah salah satu auliya Allah yang masih hidup (wali jadzab). Beliau adalah Habib Syaikhun bin Musthofa Al-Bahar atau biasa dipanggil dengan sebutan Wan Sehan.
Dulu Alfaqir (Zein) pernah sowan ke rumah Wan Sehan di Jakarta, tepatnya Gang Nangka Bintara 3. Akan tetapi Wan Sehan tinggalnya tidak menetap. Terkadang Wan Sehan berada di maqom ayah beliau di Lubang Buaya, di masjid Al-Baidho dekat SMA 113 Lubang Buaya.
Saat Alfaqir sowan bertemu Wan Sehan, Alfaqir mau ngasih kue ke Wan Sehan, tapi Wan Sehan tidak mau makan. Malah Wan Sehan suapin dulu kue itu ke mulut saya dan Alhmarhum Abah saya (H.AbdurRahman). Beberapa suapan baru kemudian Wan Sehan mau makan.
Perbuatan Wan Sehan di luar akal orang awam atau biasa yang disebut khawariqul adat yaitu menyalahi adat orang awam. Wan Sehan seorang wali madzjub yang jangan sekalipun kita mengi’tirod atau menghina kelakuan Wan Sehan karena Wan Sehan adalah seorang auliya Allah yang masih hidup saat ini.
Wan Sehan suka dibacakan qosidah-qosidah memuji-muji Datuk beliau yaitu Sayyiduna Muhammad (Rasulullah saw). Mudah-mudahan berkat Habib Luar Batang, qobul segala hajat.
Dan mudah-mudahan Habib Syaikhun panjang umur dan sehat badan berkat Datuk beliau Sayyiduna Wa Habibuna Muhammad Saw. Aamiin…!!!
Penulis: Muhammad Zainuddin bin H. AbdurRahman, santri Abah Guru Sekumpul.
____________
semoga artikel Rahasia Jadzabnya Habib Syaikhun “Wan Sehan” ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
BONUS ARTIKEL TAMBAHAN
Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan.
Suatu ketika tatkala al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Kwitang) sedang mengajar di rumahnya di hadapan muridnya yang cukup banyak, beliau mendengar suara ibunda tercinta, Nyai Salmah: “Li… Ali… Li…”, begitu panggil sang ibu.
Lalu Habib Ali, waktu itu telah berumur lebih dari 60 tahun, langsung saja permisi kepada semua muridnya: “Saya minta ridhanya untuk menemui ibu saya terlebih dahulu.”
Habib Ali pun menemui ibunya. Ternyata sang ibu minta diantarkan ke kamar mandi. Bergegaslah Habib Ali menggendong sang bunda pergi ke kamar mandi. Bukan itu saja, Habib Ali lah yang langsung membersihkan dan menyuci pakaian sang ibu. Meski ada istri tapi Habib Ali tidak mengizinkannya, karena demi bakti beliau terhadap sang ibu. Padahal waktu itu Habib Ali telah dikenal sebagai ulama yang terpandang di tanah Betawi, tetapi beliau bila dipanggil sang ibu tanpa pikir panjang langsung memenuhi panggilan itu.
Ada suatu peristiwa dimana Habib Muhammad, putra Habib Ali, masih kecil sementara Habib Ali sedang dalam rihlah dakwahnya di Negeri Singapura. Dan sang ibu, Nyai Salmah, bertanya pada menantunya yaitu istri Habib Ali: “Mana Ali, putraku?”
Dijawab oleh istri Habib Ali: “Sedang dakwah di Singapura, Umi.”
Dengan spontan sang ibu memerintahkan pada menantunya itu: “Cepat kirim telegram, bilang padanya ibu memanggilnya untuk pulang!”
Langsung dikirimlah telegram itu kepada Habib Ali yang sedang berdakwah di Singapura. Sesampainya telegram itu pada Habib Ali, langsung beliau baca. Setelah dibaca, tanpa basa-basi Habib Ali pun permisi pamit untuk pulang karena sang ibu yang memanggilnya.
Begitulah tanda bakti seorang ulama besar, orang terpandang, panutan umat, al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi terhadap sang bunda tercinta.
Penulis: Sya’roni As-Samfuriy.
*Sumber kisah: Ustadz Antoe Djibrel, Khadim Majelis Ta’lim Kwitang dari Almarhum al-Habib Muhammad bin Ali al-Habsyi).
_____________________
Semoga artikel Karomah Habib Ali Kwitang, Terlalu Dahsyat untuk Dilogikakan ini memberikan manfaat dan barokah untuk kita semua, amiin..
simak artikel terkait di sini
simak video terkait di sini