Rahasia Ilmu Ikhlas Para Guru Ngaji Menurut KH Dachlan Salim Zarkasyi
Mengapa guru ngaji harus ikhlas?
Ibarat sebuah sumber mata air, ia bening tanpa warna. Orang yang melihat, menyetuh, bahkan merasakan hingga meminum tidak akan ada kekecewaan. Tidak akan ada pula keluhan sedikitpun. Ia menyegarkan bagi yang melihat, menyentuh, merasakan dan meminumnya. Dengan demikian guru ngaji yang ikhlas bagaikan sumber mata air yang benar, tidak terkontaminasi dengan apapun. Bening, bersih dan menyenangkan.
Hal inilah yang dimaksud dalam sebuah hadits:
ثلاث لا يغل عليهن قلب مؤمن : إخلاص العمل لله ، ومناصحة أئمة المسلمين ، ولزوم الجماعة
“Tiga hal yang tidak akan berkhiyanat hati seorang muslim: ikhlas amal karena Allah, menasehati pemimpin muslim dan melanggengkan jamaah”.
Perlu disadari bersama manusia mempunyai motif amal ibadah yang berbeda-beda. Ada yang beramal karena ingin surga, ada yang takut neraka dan ada pula yang tidak keduanya. Sama halnya Imam Nawawi pun membaginya menjadi 3 kelompok:
1. Orang yang beribadah karena takut kepada Allah. Ini adalah gambaran seorang budak yang bekerja karena takut majikan.
2. Orang yang beribadah untuk mencari surga dan pahala dari Allah. Ini adalah gambaran seorang pedagang yang berusaha mencari untung sebanyak-banyaknya.
3. Orang yang beribadah karena malu dengan Allah. Dia melakukannya dengan ibadah yang haq. Dia juga melakukannya karena syukur kepada Allah. Dia hanya khawatir jika ibadah yang ia lakukan banyak kesalahan bisa diterima atau tidak. Ini adalah gambaran orang yang terpilih.
Rasulullah telah mencontohkan bagaimana menjadi hamba yang terpilih. Diceritakan suatu ketika siti Aisyah ra. melihat Rasulullah bangun malam (qiyamullail) hingga kedua kakinya bengkak. Beliau berkata kepada Rasulullah: “Ya Rasulalllah, mengapa engkau memaksakan qiyamullail hingga kedua kakimu bengkak. Bukankah Allah telah mengamuni dosa-dosamu yang lalu dan yang akan datang?” Rasulullah menjawab: “Tidakkah aku termasuk hamba yang bersyukur!?”
Inilah jawaban Rasulullah yang harusnya kita jadikan pedoman. Rasulullah seorang hamba Allah yang suci dan seorang utusan Allah yang terjaga dari dosa saja masih beribadah dengan dasar beliau ingin menjadi hamba yang bersyukur. Lalu bagaimana dengan kita?
Dalam Dawuh-dawuh Kyai Dachlan disebutkan: “Guru Alquran harus ikhlas. Saya kira tidak ada guru Alquran yang ingin cari sesuatu dalam mengajarkan Alquran”.
Maka rugilah bagi orang yang mencari penghidupan dari Alquran. Ia tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali yang ia cari saja. Hidupkan Alquran, jangan cari penghidupan dari Alquran.
Rasulullah pernah menceritakan kejadian yang akan terjadi besok di hari Kiamat. Orang yang pertama kali ditanya oleh Allah adalah orang yang diberi anugerah ilmu. Allah bertanya: “Apa yang sudah engkau berbuat dengan pengetahuanmu?” Orang alim itu menjawab: “Ya Allah, aku telah melakukan amal ibadah seumur hidupku siang dan malam. Allah berkata: “Bohong kamu”. Malaikat pun mempertegas menjadi saksi: “Kamu berbohong, sesungguhnya kamu hanya ingin diberi pujian oleh manusia bahwa si Fulan adalah orang alim. Ingatlah ini ada buktinya.” Orang kedua kalinya adalah orang yang diberi anugerah harta. Allah bertanya: “Aku telah memberimu kenikmatan. Apa yang telah engkau perbuat?” Orang kaya tersebut menjawab: “Ya Allah, sungguh aku telah bersedekah semua hartaku malam dan siang hari.” Allah berkata: “Bohong”. Malaikat pun bersaksi: “Kamu bohong melakukannya. Kamu hanya ingin mendapat julukan sang dermawan. Ini ada buktinya.” Orang ketiga yang ditanya adalah orang meninggal fi sabilillah. Allah bertanya: “Apa yang sudah kamu lakukan.” Ia menjawab: “Ya Allah, Engkau telah memerintahkanku untuk berjihad. Akupun melakukannya sehingga aku terbunuh.” Allah berkata: “Bohong”. Malaikat bersaksi: “Kamu berbohong. Kamu melakukannya supaya orang menyebutmu sebagai pemberani. Ini ada buktinya.”
Kita sebagai guru ngaji adalah orang yang akan dihisab pertama kali. Akankan peristiwa dalam hadits tersebut mengenai kita. Semoga Allah menjaga hati kita, menyelamatkan niat kita dan memurnikan hajat kita. Sehingga kita menjadi guru ngaji yang ikhlas. Amin Allahumma Amin.
Sebagai penutup saya akan mengutip syair Quthbul Aqthab Habib Umar bin Isma’il bin Yahya Cirebon:
Ilmu iku dadi obor dadi damar #
Gage ngaji mungpung Qur’an masih gumelar
Niat ngaji wajib ikhlas aja lian #
Banget larang kaya regane berlian
Pati, 07 September 2019
Demikian Rahasia Ilmu Ikhlas Para Guru Ngaji Menurut KH Dachlan Salim Zarkasyi. Semoga bermanfaat.
Penulis: Yusuf Muhajir Ilallah, dosen IPMAFA Pati.