Rahasia Habib Said Aqil Husein Al-Munawwar Hafal Qur’an Selama 30 Hari.
Alhamdulillah tadi malam saya ditelpon langsung oleh seorang Ahli Qur’an Nusantara dan Qori Internasional, Prof. Dr. Habib Said Aqil Husein al-Munawwar, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Komunikasi ini adalah pertemuan lanjutan dengan Habib Ali Hasan al-Bahar di Rabithah Alawiyah. Beliaulah yang mengusulkan agar saya melanjutkan pertemuan dengan Prof. Habib Aqil Munawwar yang banyak memiliki jalur sanad berbagai keilmuan termasuk Al-Qur’an.
Dalam perbincangan singkat tersebut, beliau banyak bercerita tentang pengalamannya saat menghafal Al-Qur’an di masa mudanya. Dikisahkan bahwa masa kecilnya beliau pernah diajak ayahnya sowan ke KH. Badawi Abdurrasyid, Kaliwungu, Kendal. Saat itu KH. Badawi berkata,
“Nanti dia (Habib Said Aqil Munawwar) akan hafal Al-Qur’an”. Padahal saat itu beliau belum mulai menghafal.
Di Palembang beliau mengisahkan bahwa di masa mudanya sebelum berangkat ke Makkah, beliau sempat mengaji kepada KH. Abdul Rasyid Shiddiq, ulama yang dikenal sebagai qori’ dan hafidz disana. Suatu ketika saat akan pamit untuk melanjutkan studi di Tanah Suci, gurunya tersebut berkata.
“Kalau tidak hafal Al-Qur’an, kamu tidak usah ketemu lagi”
Hal ini mengundang rasa kaget ayahandanya, Sayyid Husein bin Aqil al-Munawwar Sampailah beliau ternyata tentang makna dari pernyataan Kyai Abdurrasyid Shiddiq, yang menjadi guru ulama-ulama di Palembang dan sekitarnya.
“Saya berkata demikian agar menjadi motivasi dia agar benar-benar menjadi penghafal Al-Qur’an” kata KH. Abdul Rasyid Shiddiq.
Maka sebelum berangkat ke Tanah Suci sekitar tahun 1975, ayahandanya menasehati bahwa menghafal Al-Qur’an itu mudah.
“Jika ada masalah dalam menghafal maka mengadulah kepada kakekmu (Rasulullah SAW) di Madinah. Insya Allah, akan ada jalan keluar” tutur Sayyid Husein bin Aqil al-Munawwar.
Petuah ayahanda serta motivasi dari gurunya tersebut kemudian membuat beliau jadikan pelecut agar semangat menghafal Al-Qur’an. Maka masa-masa awal di Madinah sekitar tahun 1975, Habib Said Aqil Munawwar banyak menghabiskan waktunya di Raudhah, tempat di antara mimbar dan makam Rasulullah SAW.
Di sana, pria kelahiran 26 Januari 1954 ini senantiasa eriktikaf di tempat yang dikenal mustajab untuk berdoa tersebut. Hari-harinya diisi dengan terus membaca dan menghafal Al-Qur’an. Dan usaha tak mengkhianati hasil, riyadhah dan doanya terkabul.
Prof. Habib Said Aqil Munawwar dalam ceramah saat Penganugerahan Rekor MURI dalam rangka MTQ Mahasiswa Nasional XV di Masjid Raden Patah, Universitas Brawijaya 2 Agustus 2017 silam, beliau mengaku saat di Raudhah beliau mampu menghafal Al-Qur’an, hanya dalam tempo 30 hari saja. Subhanallah !!! Jadi beliau hafal Al-Qur’an 1 hari 1 juz. Sungguh anugerah dari Allah SWT yang luar biasa.
Bagi beliau dengan menghafalkan Al-Qur’an, maka akan selain memperoleh pahala yang berlipat juga memiliki manfaat yang luar biasa, diantaranya: Kuatnya ingatan, mudah menguasai bahasa , ketenangan jiwa, dan meraih posisi terhormat di dunia hingga akhirat
Setelah merampungkan hafalannya, maka hari-harinya dilalui dengan penuh keberkahan. Allah selalu memberi kemudahan dalam hidupnya, di Madinah beliau sempat belajar dan menyetorkan hafalnnya ke beberapa Masyayikh disana seperti Syaikh Salim asy-Syinqiti.
Saat itu kata beliau, sebagai prasyarat mengikuti ujian di Universitas Islam Madinah maka harus hafal Al-Qur’an sebelas juz. Karena sudah hafal keseluruhannya, maka hal itu dilewatinya dengan mudah. Disana selain belajar di fakultas Ulumul Qur’an, beliau juga sempat belajar di fakultas syariah.
Setelah beberapa lama tinggal di Madinah beliau berpindah ke Mekkah, untuk melanjutkan studi doktor di Universitas Ummul Quro’. Selama di tanah kelahiran datuknya itu pula beliau banyak bermulazamah dengan Syaikh Yasin bin Isa al-Fadani, seorang ulama dari Padang yang dikenal sebagai Musnid Dunya. Kedekatan dengan ulama pendiri Madrasah Darul Ulum Makkah Al-Mukarramah ini cukup intens.
Di sela-sela mengerjakan disertasi di Universitas Ummul Quro’, Makkah, atas amanah Syaikh Yasin beliau diminta mengajar di Madrasah Darul Ulum. Sayang sekali, kata beliau saat ini madrasah yang didirikan ulama nusantara ini sudah ditutup dan kitab-kitabnya disita oleh Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia.
Di lain kesempatan, Habib Said Aqil Munawwar menceritakan tentang keistimewaan gurunya yang cukup dekat dengan Baginda Rasulullah. Suatu ketika beliau pernah menanyakan tentang kebingungan pada suatu hadist yang tidak diketahui, di kitab mana hadist tersebut di termaktub. Maka saat mengadukan permasalahan tersebut kepada Syaikh Yasin, gurunya tersebut menjawab, “Nanti malam aku tanyakan ke Rasulullah SAW. Besok kamu kesini lagi”
Dan ternyata benar esoknya semua permasalahannya terjawab. Saat itu Syaikh Yasin menanyakan hadist yang ditanyakan muridnya tersebut langsung kepada Rasulullah SAW, benarkan beliau pernah bersabda demikian. Dan saat itu Rasulullah pun membenarkan sabda tersebut pernah diucapkannya. Cerita diatas terekam saat Habib Said Aqil Munawwar menjelaskan suatu hadist dalam Ihya Ulumuddin karya Imam Ghazali.
Beberapa saat sebelum Syaikh Yasin wafat, Habib Said Aqil Munawwar sempat bertemu dengan gurunya tersebut di Makkah sebelum melanjutkan perjalanan ke Madinah. Saat ini Syaikh Yasin berkata:
“Insya Allah ini pertemuan kita yang terakhir”.
Dan ternyata benar, ulama Alim Allamah berdarah Nusantara berkaliber Internasional ini berpulang ke Rahmatullah pada tahun 1410 Hijriyyah bertepatan 1990 Masehi, tepat dua hari setelah kepulangan Habib Said Aqil Munawwar pulang ke Indonesia.
Selama di Tanah Air, Habib Said Aqil Munawwar yang juga Qori Internasional ini sempat menjabat Menteri Agama era Presiden Megawati Soekarnoputri. Selain itu pengabdian pada ilmu diwujudkan dengan mengajar di berbagai kampus di Indonesia seperti UIN, PTIQ, IIQ, Institut Jami’at Khair. Karena keilmuannya yang begitu mendalam beliau pun dikukuhkan menjadi Guru Besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ditengah pandemi korona ini beliau masih sering menguji disertai secara online di berbagai kampus dalam negeri.
Semoga beliau senantiasa diberikan panjang umur, dan sehat selalu. Insya Allah setelah pandemi berakhir beliau akan mengagendakan pertemuan bersama kami. Dan beliau siap mengawal penelitian Sanad Qiro’at Nusantara untuk mensyiarkan sanad, sejarah, pemikiran dan keteladanan ulama kita di dalam dan luar negeri.
Demikian kisah Rahasia Habib Said Aqil Husein Al-Munawwar Hafal Qur’an Selama 30 Hari, semoga bermanfaat.
Bogor, 11 Juli 2020.
Penulis: Muhammad Abid Muaffan, Santri Backpacker Nusantara, belajar di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.