KH MA’RUF AMIN SEBAGAI INSPIRASI
Kiai Ma’ruf Amin tak lahir dari seorang ayah yang dikenal sebagai kiai dengan pesantren besar. Kakeknya juga sama.
Ia lahir dari orang biasa seperti kita. Lahirnya bukan di Jombang, tempat lahir Kiai Hasyim Asy’ari atau di Tanara Banten, tempat lahir Syaikh Nawawi.
Kiai Ma’ruf sendiri lahir di Kresek Tangerang. Di Tebuireng Jombang, beliau mengaji kepada para kiai. Sedangkan di Tanara, beliau merintis pendirian pesantren, karena ayah, kakek dan leluhurnya memang tak mewarisi pesantren.
Mungkin karena itu, Kai Ma’ruf menata karirnya betul-betul dari bawah. Di NU, ia tidak tiba-tiba menjadi rais am PBNU. Sebelum menduduki jabatan puncak itu, terlebih dahulu ia berkali-kali menjadi pengurus badan otonom NU.
Kini kesuksekan Kiai Makruf itu bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda NU. Tak mengapa lahir dari ayah dan kakek yang tak bernama besar. Sebab, siapa saja yang gigih dan istiqomah berkiprah secara sosial, maka ia berhak memperoleh kesuksesan.
Sabtu, 13 Oktober 2018
(KH Dr Abdul Moqsith Ghazali, Pengurus LBM PBNU)